Minggu lalu, saya dapat pesan via WA dari bu Fey Down, "Bro, kita minum kopi yuk, saya traktir". Dan saya langsung jawab, "Ok," tanpa perlu mencari alasan begitu begitu agar dapat mengelak. Mengapa? Karena ketika kami yang mengundang, teman-teman sesama orang Indonesia tak pernah menolak. Padahal hanya sekedar makan siang.
Hubungan baik, bukan hanya berlangsung antar sesama orang Indonesia tapi juga dengan pihak KJRI, baik di Perth maupun ketika kami masih tinggal di kota Wollongong. Bahkan kami diantarkan lontong ke kediaman kami oleh pak Martin Damanik. Padahal pak Martin adalah salah seorang staff KJRI di Perth.
Dengan adanya hubungan baik antar sesama orang Indonesia dan antara masyarakat dengan para pejabat di Konsulate menyebabkan kami sebagai orang Indonesia, tidak merasa asing di negeri orang. Saling sapa dan sesekali bertemu, sungguh merupakan sebuah hiburan tersendiri bagi kami.
Pada setiap perayaan 17 Agustus, acara Sumpah Pemuda, dan acara apapun, kami selalu ketemu. Hal yang tampaknya masalah sepele, tapi ketika berada jauh dari dari kampung halaman, setiap perjumpaan dengan sesama orang Indonesia sungguh sangat berarti.
Kami tidak pernah membicarakan latar belakang sosial atau apapun yang dapat merusak hubungan baik. Silakan diperhatikan foto-foto tersebut di atas, semua yang tampak di foto berasal dari berbagai latar belakang dan berbagai daerah, tapi di negeri orang kami bagaikan satu keluarga besar.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H