Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khotbah Mana yang Terbaik?

12 September 2020   21:36 Diperbarui: 13 September 2020   04:11 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memilih Jalan Hidup

Universitas yang paling komplit dan terbuka 24 jam sehari bagi siapa saja yang mau belajar adalah University of Life, yakni kehidupan yang sedang kita jalani. Gurunya adalah alam semesta. Di Universitas Kehidupan ini,orang bisa belajar ilmu apa saja. Misalnya: 

  1. Bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain
  2. Bagaimana sikap kita ketika menghadapi berbagai problema kehidupan
  3. Belajar bagaimana menjadi manusia yang selalu rendah hati
  4. Menjadi manusia yang arif dalam memaknai arti kehidupan
  5. dan seterusnya

Aneka ragam pelajaran berharga ini, dapat diperoleh dari berbagai kejadian dilingkungan dimana kita tinggal. Sehingga dengan demikian, kita akan semakin arif dalam memaknai arti sebuah kehidupan.Barang siapa yang tidak mau belajar secara proaktif akan terhanyut oleh tuntutan zaman.

Kembali ke Judul

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan dalam keluarga besar kami, setiap orang bebas memilih jalan hidup masing masing dan sejak dari dulu tidak ada yang mau usil tentang pilihan orang lain. 

Bukti paling nyata, kedua orang tua kami beragama Konghucu, kakak saya ada yang ikut Konghucu dan ada juga yang masuk Katholik, Kalau terus dikembangkan, adik isteri saya adalah seorang biarawati  dan keponakan saya Indra Effendi adalah pendeta. Bahkan ada juga Uztad. Tapi tulisan ini bersifat netral dan tidak mengacu pada ajaran agama tertentu.

Belajar dari Setiap Kejadian

Tetangga kami  2 orang bersaudara sangat aktif sebagai pengkotbah. Suatu hari Minggu, di pagi hari ada anak yang jatuh dari tangga rumahnya. Walaupun sesungguhnya tidak tinggi, tapi karena membentur kepalanya,maka kepalanya basah oleh genangan darah. Pada waktu itu yang mempunyai kendaraan di kampung kami,hanya berdua kakak adik Pengotbah ini. 

Yang seorang sangat ingin membantu membawakan orang yang jatuh ke dokter karena lukanya cukup serius. Tapi Daniel, penghotbah yang muda mengatakan, "Kita sudah ditunggu umat .Urusan kita dengan Tuhan lebih penting, Biarlah orang lain yang menolongnya".

Tapi  Peter yang tua tetap keluar dari kendaraannya dan turun untuk membantu membawakan ke dokter ,karena memahami bahwa kalau tidak cepat dilarikan ke rumah sakit, kemungkinan korban  akan  meninggal. Akibatnya hari itu ia batal menjalankan ibadahnya karena ingin membantu orang yang sangat membutuhkan pertolongannya 

Keduanya  Bertemu Siang Hari

Karena membawa orang sakit dan menguruskannya agar bisa mendapatkan layanan segera, akhirnya Peter hari itu bolos. Ketika keduanya bertemu di siang hari, maka Daniel menceritakan bahwa pagi tadi kotbahnya mendapatkan standing aplaus dari umatnya. Bahkan rekaman kotbah saya direkam dan disharingkan ke mana mana.

Sementara Peter menceritakan bahwa sesungguhnya dirinya juga tadi sudah bekotbah,tapi bukan dengan berdiri diatas mimbar, melainkan membantu melarikan orang sakit,sehingga jiwanya  tertolong, "Saya tadi  juga berkothbah,tapi . bukan dengan kata kata,melainkan dengan menolong menyelamatkan sesama"

Jadi kotbah mana yang lebih berharga?

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun