Setiap kali isteri pamitan dan bilang, "Koko, kami pergi ya" dan disambung putera kami, "Papa, kami berangkat ya," dan saya menjawab, "Hati-hati ya sayang." Tapi dalam hati sesungguhnya saya mengutuki diri saya sendiri karena ketidakmampuan saya menafkahi, sehingga istri dan anak yang seharusnya masih tertidur pulas dikasur empuk dalam pelukkan ibunya, kini harus bangun.
Dan keduanya harus menumpang kereta api untuk menuju ke stasiun Kereta Api di Parianan, sekitar 60 kilometer dari kota Padang. Saya merasa, betapa hinanya diri saya sebagai seorang suami dan ayah yang tidak mampu mengatasi masalah ini.
Istri Tidak Pernah Mengeluh Sekalipun
Yang membuat saya mampu bertahan adalah isteri saya yang selalu memberikan semangat bahwa badai kehidupan ini pasti akan berlalu. Dan putra kami yang belum genap 4 tahun sudah mampu memahami kondisi kami dan tidak pernah rewel sekalipun sering sakit-sakitan. Hanya sekali saja sewaktu ulang tahun ke-4, putera kami yang baru satu orang pada waktu itu dan bernama Irmansyah Effendi, berkata lirih, "Papa, hari ini saya ulang tahun, boleh belikan kue, Pa."
Saya sungguh tidak mampu menjawab karena sungguh tidak ada lagi uang selain dari modal jualan kelapa. Aliran listrik sudah diputus oelh Petugas PLN karena sudah dua bulan menunggak.Â
Tanpa kuasa menahan, air mata saya menggenang. Dan putera kami buru-buru memeluk saya sambil membujuk, "Papa jangan menangis ya, tidak apa-apa kalau tidak ada uang untuk beli kue." Dan sampai di sini saya sudah tidak mampu lagi bertahan, saya peluk isteri dan anak saya sambil berkata, "Papa berjanji akan kerja lebih keras lagi ya sayang."
Akhirnya Badai Itu pun Berlalu
Kami bersyukur kepada Tuhan setelah hidup merangkak dalam lumpur selama tujuh tahun, akhirnya badai kehidupan itu pun berlalu. Nasib kami berubah dan kami sudah pindah dari pasar ke rumah yang kami bangun di Jalan Kampung Nias I./14 A di Padang. 4 Tahun setelah itu, kami pindah lagi ke Komplek perumahan elite di Wisma Indah I, Ulak Karang.
Kini bagaikan mimpi, di hari ulang tahun saya lalu, putra kami yang dulu minta kue di hari ulang tahunnya tidak mampu saya berikan, kini di hari ulang tahun saya bulan Mei lalu menghadiahkan saya kendaraan Nissan X-Trail baru. Sungguh bagaikan mimpi. Mahabesarlah Tuhan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H