Hidup Adalah Proses Pembelajaran Diri Tanpa Akhir
Bahwa tidak semua orang pernah menjadi orang tua adalah fakta yang tidak terbantahkan. Boleh jadi karena memang merupakan pilihan pribadi untuk tetap  menyanyikan lagu yang sama seumur hidup yakni :" Aku masih sendiri " ,tapi ada juga yang tidak  pernah menjadi orang tua ,karena faktor broken heart dan  penyebab lainnya yang tidak mungkin diulas disini secara mendetail.Tapi satu hal yang pasti adalah bahwa kita semua pernah menjadi seorang anak,suka ataupun tidak suka.
Tentang menjadi anak siapa, tentu kita diberikan hak untuk memilih. Karena itu ada yang jadi anaknya Jokowi ,presden RI ,ada juga yang jadi anaknya tukang bakso dan seterusnya.Â
Secara pribadi saya terlahir dari ayah kusir bendi dan ibu yang hanya tamatan madrasah di kampung. Tapi saya tidak pernah menyesalinya. Seandainya saya akan  dilahirkan kembali,maka saya tetap akan memilih terlahir dari ayah dan ibu yang sama.  Karena kedua orang tua kami adalah sosok sangat sederhana dan hanya tamatan Madrasah di kota kecil Payahkumbuh,tapi telah memberikan contoh teladan bagi kami anak anak
Contoh Teladan yang didapatkan dari kedua Orang Tua Kami
Dari ayah kami almarhum :
- disiplin diriÂ
- kerja keras
- kejujuran
Dari ibunda alm:
- siap berkorban untuk anak anaknya
- selalu menepati janji
- mampu hidup bertenggang rasaÂ
Dalam Keterbatasan Mampu Menjadi Orang Tua Yang Baik Bagi Anak Anak
Kedua orang tua kami,walaupun hidup dalam keterbatasan, pendidikan hanya setingkat Madrasah di kampung dan pekerjaan ayah kami yang waktu itu hanya Sopir truk dan kemudian alih profesi sebagai Kusir Bendi,tapi telah mampu membuktikan bahwa keterbatasan pendidiikan dan kondisi ekonomi yang morat marit,bukanlah alasan untuk menelantarkan kami anak anak yang berjumlah total 11 orang.Â
Berkat contoh teladan dari kedua orang tua kami alm,kami anak anaknya kelak dapat menikmati hidup layak. Pesan moral yang ditanamkan kedalam  jiwa kami adalah :"Menjadi orang tua,harus siap berkorban demi anak anak " Dan hal ini dibuktikan ,oleh ibu kami yang di masa sulit, selalu makan kerak ,agar kami anak anak bisa makan nasi.
Falsafah yang mungkin di era digital ini dianggap sudah kuno dan patut dimuseumkan,tapi bagi kami tetap menjadi falsafah dalam menjalani hidup ini,yakni bahwa kepentingan anak anak kami selalu menempati urutan prioritas utama dalam mengambil setiap keputusan penting