Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Kuat Lagi Menahan Beban Hidup? Inilah Solusinya

19 Agustus 2020   07:33 Diperbarui: 19 Agustus 2020   18:30 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri

Pindah ke Tanah Terjanji

Randy  sudah merasa bahwa dirinya tidak akan mampu lagi bertahan menghadapi segala problema hidup. Kalau ada yang menjerit hanya karena sudah jatuh dihimpit tangga, bagi Randy hal ini tidak ada apa apanya sama sekali. Karena hidupnya bukan hanya sebatas sudah jatuh tertimpa tangga tapi lebih daripada itu dinding dan atap rumahpun ikut jatuh menimpa dirinya. 

Sudah bekerja keras hingga muntah muntah darah saking kerja keras siang malam dan tanpa istirahat. Berdoa? Dalam setiap tarikan nafas dilafazkannya doa dari lubuk hatinya yang terdalam.  Tapi seakan akan Tuhan lupa bahwa di dunia ini ada dirinya yang bernama Randy. Yang istrinya terbaring sakit dan pucat serta anaknya kejang kejang tanpa obat apapun 

Iri Hati Pada Tuhan

Dengan iri hati, ia menyaksikan para dermawan melemparkan uang lembar 100 ribuan kedalam kantong kolekte di gereja dan semua mata tertuju kepada Sang Dermawan.  Dalam angannya ,Randy terpikir bukankah dirinya jauh membutuhkan uang tersebut dibandingkan gereja ? Tapi  takut masuk neraka,cepat cepat dibuangnya pikiran itu jauh jauh

Sore harinya, ia mencoba datang mengemis dan minta minta tolong agar dipinjamkan uang untuk biaya berobat anak istri, si Om yang dermawan bilang " Maaf, rumah Tuhan perlu dibangun. Kamu coba saja pinjam ke yang lain " Dengan hati yang berdarah darah dan mengumpat kepada Tuhan, Randy pulang kerumahnya. Menyaksikan istrinya yang berwajah pucat pasi dan putranya yang dengan suara lemah berbisik "papa saya lapar pa" .Rasanya hatinya semakin hancur. Maka ia membawa satu satunya baju yang masih layak pakai ke bibi Nok yang bisnis baju bekas dapat uang 5 ribu rupiah. Terus dibelikannya indomie dengan uang tersebut.

Setibanya di rumah dimasakkannya sebungkus untuk putranya dan sebungkus lagi untuk istrinya, Dan ia merasa sudah cukup kenyang dengan minum kuah mie tersebut. Randy lega, karena putranya amat senang dapat makan Indomie seakan santapan surgawi. Istrinya hanya makan separuh karena ia tahun suami tercinta belum makan. Alasannya sudah kenyang.

Akhirnya Jalan Menuju Tanah Terjanji Terbuka bagi dirinya

Entah bagaimana caranya,tetiba ia sudah berada diatas kereta yang menuju ke Tanah Terjanji, dimana tidak ada lagi masalah hidup yang mengganggu dan tidak ada lagi perbedaan antar sesama penghuni. Ia ingin membuktikan dan kelak akan menjeumput anak istrinya. Awalnya alangkah bahagian rasanya membayangkan akan tiba di negeri Terjanji dan kelak akan membawa anak istrinya kesana

Tetapi tetiba ia merinding,karena semua penumpang di kereta api semua wajahnya sama dan tanpa ekspresi. Mereka sama sama tersenyum tanpa berkata sepatah katapun.  Ia mencoba bertanya ,kapan kereta ini berangkat dan kapan kembali lagi? Dengan wajah menyeringai penumpang yang ditanya menjawab:" Ini kereta api one way and no return" Semua penumpang dalam kereta ini adalah orang yang sudah bosan hidup dan kini dalam perjalanan menuju ketempat,dimana tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun