Filosofi Yang Dapat Mendegradasi Mental Generasi Muda KitaÂ
Prinsip hidup kalau ada yang murah mengapa harus beli yang mahal? Tentu tidak ada salahnya, karena mengandung nasihat agar tidak perlu demi gengsi memboroskan uang untuk membeli barang barang branded. Nah, kalau prinsip "Kalau ada yang gratis, mengapa harus beli?" memiliki makna yang mendua yakni bisa positif tapi bisa juga menjadi negatif.
Dan perlu disikapi dengan arif. Bila filosofi ini ditelan mentah mentah,maka tidak tertutup kemungkinan akan mendegradasi mentalitas generasi muda kita hingga seluruh pikiran hanya tertuju pada kata "gratis". Sehingga melupakan mana yang patut dan mana yang tidak pantas.Â
Akibatnya dapat disaksikan, pada kesempatan ada pembagian jatah makanan untuk orang kurang mampu yang sesungguhnya mampu membeli, dengan tanpa punya rasa malu, ikut antrian untuk mendapatkan sesuatu yang gratis .Â
Padahal secara spiritual mereka sudah merampas hak orang miskin. Karena itu setiap kali ada pembagian barang gratis, maka dalam waktu singkat habis dan menyebabkan orang yang hidupnya berkekurangan dan sangat membutuhkan, tidak  lagi kebagian. Padahal sesungguhnya diperuntukan bagi mereka.
Sejak masih kecil yang sering didengar adalah bahwa "orang bule itu egois" dan tidak peduli urusan orang lain. Paradigma negatif ini tertanam dalam alam pikiran saya hingga dewasa. Â Mata hati saya baru terbuka ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa begitu banyak ditawarkan roti dan buahan serta makanan gratis, tapi jangankan berebutan,malahan jarang ada yang mau mengambil.
Pada awalnya saya pikir mungkin mereka gensi karena ada minuman kopi gratis hanya dengan melangkah beberapa langkah saja.. Tapi orang "bule" lebih memilih memesan dan bayar  7 dolar untuk secangkir kopi.Â
Mau Bagi Daging Qurban di Australia Repot, Karena merasa mampu maka orang merasa tidak berhak menerimanya Hal ini saya dengan langsung dari teman saya yang adalah pengurus di salah satu Masjid di sini.Â
Belajar suatu hal yang baik dari negeri orang rasanya tidak akan menyebabkan kita menjadi kecil. Misalnya dengan cara merevisi filosofi yang sudah tidak lagi uptodate ,yakni daripada "Kalau ada yang gratis mengapa harus beli" direvisi menjadi "Kalau bisa beli, mengapa ambil yang gratis?"
Hanya sebuah renungan di akhir pekan ini
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H