Langsung saya protes ke Irvianty putri kami, " Anak-anak di sini kurang ajar banget ya. Masa iya papa ditawarin upacara penguburan diri? Mau menyumpahi orang cepat mati ya?" Suara dan wajah saya sungguh tidak enak ditengok, apalagi dipandang lama-lama. Syukur tidak ada yang merekam. Tapi putri saya malahan tertawa dan bilang, "Papa, di Australia hal itu biasa pak. Gini, lain kali kalau ada telpon tidak dikenal, papa jawab saja, 'Sorry no English', jadi nggak usah marah marah, ntar naik tensinya papa."
Saya manggut-manggut dan langsung mencatat dalam alam bawah sadar saya, "Sorry. no English." Rasain lu cewek-cewek yang kelak menelpon dan nawarin acara penguburan diri, saya sudah punya kata pamungkas, "Sorry. No English." Siip banget passwordnya!
(Bersambung, bila masih ada yang mau baca tulisan saya. Tulisan ini terinspirasi oleh tulisan Profesor Felix Tani.Terima kasih)
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI