Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Sepintas Tentang Brain Wash

9 Juli 2020   15:53 Diperbarui: 9 Juli 2020   16:07 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: berada bersama dalam satu kursus dengan Nicolaus /dokpri

Bagi yang Tidak Kuat Imannya Disarankan Tidak Membaca Tulisan ini

Quote: "Mengetahui seluk beluk kejahatan,bukan untuk melakukannya,tapi justru agar kita jangan sampai terjebak dalam tindak kejahatan" (anonym). 

Mengacu pada quote ini,rasanya tidak salah bila kita mengetahui seluk beluk,mengapa orang bisa goyah imannya, hanya lantaran hal hal yang sepele? Seperti baru baru ini,sempat menjadi viral, bahwa hanya dengan melihat pohon cemara, bintang bintang yang bertaburan dilangit ,bahkan  hanya karena ada balon berwarna hijau meletus, terus ada orang yang imannya goyang ,kayak bumi dihoyak gempa berskala 9 scala richter,

Kisah ini saya dapatkan dari seorang teman saya yang sama sama ikut kursus bahasa Inggeris di Illawarra Multicultural Service diawal kami mulai menumpang hidup di negeri Kanguru ini. Namanya Nicolaus, asal dari Rusia dan usianya lebih tua dari saya.

Disaat ada morning tea dan semua perserta kursus istirahat sekitar 30 menit, Nicolaus memanfaatkan waktu ini,untuk bercerta tentang dulunya dirinya adalah salah satu anggota untuk melakkan :"Brain Wash" bagi masyarakat. Karena ceritanya bersambung terus setiap kali bertemu,maka tentu tidak mungkin semuanya saya tuliskan disini, Saya tuliskan intinya,yang tentu menurut selera saya 

Beda Berdoa Kepada Tuhan Tidak Langsung Dijawab
"Effendi,anda tahu bagaimana saya melakukan pencucian otak? " Awalnya saya bawa bercanda:" Hmm pakai rinso ya ".Tapi wajah Nicolaus menjadi muram, karena merasa saya tidak menghargai ceritanya, Dan langsung saya mohon maaf, serta sadar bahwa Nicolaus bukan tipe orang yang suka bercanda'

Kisahnya begini:

Suatu waktu anak anak berada dalam kelas. Maka seperti biasanya Nicolaus menjalankan tugasnya sebagai agent Partai. "Hai anak anak semuanya,kalian setiap hari berdoa kepada siapa?" Maka  serentak anak anak menjawab: " Kepada Tuhan pak guru" 

Baik, sekarang kita buktikan,mana yang lebih baik,kalian berdoa kepada Tuhan kalian,atau minta kepada saya. Pejamkan mata kalian dan berdoalah minta permen untuk masing masing. Dan anak anak patuh ,mereka pejamkan mata dan berdoa.

Sekitar 5 menit kemudian,pak guru berteriak. "Bukalah mata kalian" Dan ketika anak anak membuka mata mereka, tidak ada seorangpun yang mendapatkan permen ditelapak tangan, Nah,sekarang kalian pejamkan lagi mata kalian dan katakanlah: "pak guru, kasih kami permen" Dan anak anak patuh, memejamkan mata dan kemudian mengatakan sesuai petunjuk pak guru: "Kami minta permen" 

Beberapa menit kemudian pak guru memberikan instruksi: "Sekarang boleh  buka mata kalian" Dan anak anak sangat senang, karena didepan mereka masing masing sudah tergeletak sebungkus permen "Nah, anak anak,kalian sudah membuktikan sendiri, bahwa percuma berdoa,karena tidak akan mendapatkan apa yang kalian minta" Dan semua anak anak mengangguk 

Dalam Sekarat Ingat Berdoa

Usai dari melaksanakan tugas melakukan Brain wash, maka Nicolaus pulang  kerumahnya yang berada didaerah pertanian. Sesungguhnya hari masih sore,tapi karena musim dingin,semuanya gelap dan jalanan licin. Karena jalanan sepi,maka Nicolaus tancap gas,ingin cepat tiba dirumah /Tapi ditengah perjalanan roda kendaraaannya mengilias sesuatu dan kendaraan slip dan tak terkendali. Jungkir balik keluar jalur.

Ketika ia sadar ,baru mengetahui bahwa kendaraannya terbalik dan kakinya terhimpit. Segala usaha untuk melepaskan diri sia sia. Saking kesakitan, perlahan lahan kesadarannya mulai hilang dan tubuhnya serasa membeku, karena tergolek dijalan yang basah. Dalam keputusasaan ,tiba tiba Nicolaus ingat doa yang diajarkan ibunya sewaktu ia masih kecil : "Tuhan, selamatkanlah hidupku " Kemudian Nicolaus tidak sadarkan diri

Sudah Di Rumah Sakit

Ketika ia sadarkan diri, Nicolaus mengira ia sudah meninggal,Tapi tiba tiba ia mendengarkan suara dokter: "Bagus, Anda sudah sadar" Dokter menceritakan bahwa ia ditemukan oleh Polisi yang sedang patroli di jalan raya dan membawanya ke rumah sakit. Seandainya tidak cepat tertolong,maka ia akan mati membeku dijalan

Sejak saat itu Nicolaus, sadar bahwa Tuhan itu benar benar ada dan ia bertobat dan kemudian  menjadi pengungsi di Australia 

Seperti diceritakan oleh Nicolaus, teman sesama kursus bahasa Inggeris di Illawarra Multicultural Service

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun