Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dendam Meracuni Diri Kita

8 Juli 2020   20:40 Diperbarui: 8 Juli 2020   20:58 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebencian Tidak Dapat Dihapus Dengan Kebencian

Sehabis kita marah marah, walaupun cuma teriak teriak ditempat,tapi sehabis marah marah , rasanya kita menjadi lemas . Mengapa ? Karena kemarahan,kesedihan ,iri hati ,dendam dan kebencian akan menyebabkan energi kita terkuras. Karena itu dikatakan :"Orang Pemarah cepat tua" ,karena secara tanpa sadar,kemarahan demi kemarahan yang seakan menjadi santapan rohani bagi diri seseorang, maka tanpa disadarinya,telah berlangsung penuaan diri .Apalagi bilamana kemarahan ,sudah meningkat menjadi dendam dan kebencian, maka dalam waktu singkat ,terjadi erosi dalam diri kita dan baru berusia 60 tahun,sudah loyo dan untuk jalan saja sudah sempoyongan.

Untuk membuktikannya,tidak perlu menghabiskan waktu,karena orang semacam ini ada dimana mana. Apapun alasannya, dendam dan kebencian hanya akan meracuni diri kita perlahan lahan ,tapi pasti

Beragam Penyebabnya

Kalau sekedar anak tetangga main bola dan tanpa sengaja ,memecahkan kaca jendela rumah kita, paling kita hanya bisa memarahi anak tersebut dan kemudian selesai.Tidak sampai  terinfeksi menjadi kebencian Tapi bila ada orang yang sudah diperlakukan sebagai anggota keluarga sendiri, ternyata tega menipu kita,tentu saja ada rasa sedih ,jengkel dan marah dalam diri kita . Sedih, dan marah. karena anak terlantar yang kita pungut dan dibesarkan,ternyata setelah diberikan kepercayaan ,malahan menipu kita Walaupun kejadian ini,menyebabkan hati kita sedih dan menyesal karena sudah memberikan kepercayaan secara overdosis,tapi hingga disini,kita masih tidak akan tega sampai mendendam dan membenci orang yang sudah menipu kita.

Tetapi bila tindakan orang yang kita sayangi, menyebabkan kita dan keluarga kita berada dalam bahaya maut, maka bagaimanapun kita mencoba menenangkan diri kita,pasti yang dirasakan bukan sekedar kemarahan yang biasa. Bahkan kalau bertemu orangnya,boleh jadi kita akan menghajarnya dengan tangan kita sendiri,

Setiap kali teringat nama orang tersebut,maka jantung kita berdebar dengan sangat cepat dan darah rasanya seperti mendidih. Walaupun semua foto foto kenangan bersama sudah dibakar habis,tapi tetap saja setiap kali teringat bahwa orang yang kita bantu, begitu tega ingin menghancurkan hidup kita,maka secara tanpa sadar suasana hati kita menjadi galau dan wajah kita menjadi tidak enak dipandang.Makan menjadi tidak enak dan tidur selalu diganggu mimpi mimpi buruk. Dan dalam waktu cepat bobot tubuh saya merosot terus dan semangat hidup menurun Dan saya menjadi langganan dokter specialist jantung,karena mengalami aritmea 

Berperang Melawan Diri Sendiri Agar Dapat Memaafkan

Kejadian diatas adalah pengalaman pribadi saya. Butuh waktu berbulan bulan saya melakukan interospeksi diri dan mencoba memahami ,bahwa ibarat kegelapan tidak dapat dilawan dengan kegelapan,melainkan dengan cahaya, maka begitu juga kebencian tidak dapat di hapus dengan kebencian,karena hanya akan menghadirkan kebencian yang lebih mendalam . Butuh waktu cukup lama ,sehingga akhirnya saya dapat memaafkan semua orang yang pernah menyakiti saya dan keluarga saya. Dapat memaafkan  ,menyebabkan hati saya bagaikan terlepas dari batu yang menghimpitnya selama ini . Dan saya pulih kembali. Sejak saat itu, saya dapat menikmati kembali keceriaan hidup bersama keluarga 

Hanya berbagi cuplikan pengalaman hidup

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun