Tapi Protokol Kesehatan Tetap Harus Dipatuhi
Pagi ini kami hadir pada Misa jam 08.00 pagi,karena siang ini ada acara lain. Ada yang berbeda dibandingkan dengan hari Minggu sebelumnya. Setelah sekitar 3 bulan lamanya hanya dapat mengikuti Misa streaming via online,karena diberlakukannya lockdown secara menyeluruh,maka sejak dua minggu lalu ,sudah bisa kembali menikmati suasana ibadah yang sejati.Â
Kalau mau agar enak didengar dan mungkin dapat pujian orang,tentu bisa saja saya mengatakan bahwa :"Beribadah online ,tidak ada bedanya dengan ibadah secara phisik,selama kita menjalani ibadah dengan sepenuh hati." Tapi kalau mau jawaban yang sejujurnya, ya jauh amat bedanya.Â
Walaupun dirumah secara khusus sudah dipersiapkan ruang doa,lengkap dengan lilin yang menyala dan mandi serta rapi dulu sebelum hadiri Misa secara online,serta dengan segala kemampuan mencoba memvisualisasikan seakan akan diri hadir secara phisik di rumah ibadah,tetap saja ibadah online ,serupa tapi tak sama
Pagi ini, Pastor yang memimpin Misa menjelaskan,bahwa umat sudah bebas datang  ke gereja dan tidak perlu lagi mendaftarkan diri seperti sebelumnya. Dimana pada waktu itu,sebelum masuk ke gereja,harus mendaftar terlebih dulu,dengan mencatatkan nama ,alamat dan nomor ponsel masing masing. Di dalam gereja,pada setiap bangku tampak kentara di pasangi dengan tali berwarna hijau,  Yang menunjukan batas mana yang boleh di duduki,sehingga di depan dan dibelakang kita duduk, merupakan tempat kosong dan tidak boleh diduduki oleh siapapun.
Tidak ada air dipintu masuk gereja,seperti yang biasanya berlaku di seluruh gereja di dunia.Begitu juga ketika tiba waktu komuni,tidak ada komuni melalui Piala. Sewaktu persembahan,tidak ada Petugas kolekte yang mengelilingi umat dari bangku ke bangku .serta tidak ada :"salam damai"Begitu juga usai misa,walaupun Pastor menunggu umat di depan pintu keluar,hanya sebatas sapaan verbal saja dan tidak ada acara salam salaman.
Tanggal 18 Juli 2020 Direncanakan Umat Bebas Sepenuhnya
Menurut Pastor Paroki, direncanakan pada tanggal 18 Juli,2020 yang akan datang, umat sudah bebas melakukan ibadah seperti sebelum terjadi lockdown akibat pandemi covid 19 .Tapi tidak dijelaskan secara rinci, apa yang dimaksudkan dengan kembali pulih seperti biasa ini .Apakah protokol kesehatan sudah boleh diabaikan dan umat sudah boleh salam salaman ,tidak dijelaskan. Yang penting,satu langkah maju,yakni untuk beribadah,sudah tidak perlu lagi mendaftarkan diriÂ
Tampak gereja sangat sepi,mungkin umat masih belum berani datang,karena ada aturan bahwa gereja tidak boleh diisi penuh dan bila terjadi ada yang melanggar aturan pemerintah dalam hal menjaga social distancing,maka bukan umat yang didenda,tapi gereja yang akan didenda 50 ribu dolar atau senilai 500 juta rupiah.Syukurlah diseluruh Australia tidak ada satupun gereja yang kena denda.
Semoga miss Corona jangan sampai tidak tahu diri bertandang di dunia ini tak kenal waktu ,bikin repot semua orang melayaninya