Yang Menyayangi dan Disayangi Seharusnya Berjalan Sejajar Seperti Rel Kereta Api Yakni Saling Bertenggang Rasa
Sebelum melangkah lebih jauh perlu kita berikan kriteria secara umum,siapakah yang dimaksudkan dengan :"Orang yang dikasihi?" Pengertian orang yang disayangi,tentu bukanlah semata pasangan hidup kita. Kita menyayangi orang tua ,kakek nenek  dan semua saudara kita ,baik yang masih ada bersama kita,maupun yang sudah mendahului.
Setelah menikah,disamping pasangan yang kita cintai,maka kita pasti akan menyayangi anak anak kita dan bila kelak mereka berkeluarga,maka kita juga akan menyayangi mantu dan cucu cucu kita kelak. Lebih jauh lagi, kita boleh jadi menyayangi orang yang sama sekali tidak ada pertalian darah,tapi ada hubungan emosional yang mengikat,misalnya teman bermain semasa kecil.orang yang telah menyelamatkan kita dari bahaya dan seterusnya. Jadi dalam hal menentukan kriteria  ,orang yang mana yang dapat dikategorikan sebagai :"orang yang disayangi atau dikasihi,tidak ada patokannya. Karena rasa sayang ,adalah bersifat sangat privasi dan tidak mungkin dipaksakan.Â
Pertanyaan Yang Mengelitik
Ada pertanyaan dari salah seorang Kompasianer  (Lilia Gandjar) sebagai berikut:"  Mengapa ya, sekalipun sudah mengasihi, orang yang dikasihi itu tidak pernah habis menuntut? "
Nah,menjawab pertanyaan ini,tentu saja tidak mungkin dijawab dengan :"Ya" atau" tidak" ,karena membutuhkan perjelasan yang memadai.Karena ,kelak keputusan yang akan diambil ,tergantung pada siapa yang dimaksudkan dengan :"orang yang dikasihi atau disayangi " dalam hal ini.
Kalau yang dimaksudkan adalah keluarga sendiri,maka tentu saja akan berbeda ,bila yang dimaksudkan dengan orang yang disayangi tersebut adalah orang bukan anggota keluarga,tapi entah karena alasan apa,kita sayangi seperti keluarga sendiri.
Harus Tega Mengatakan :"Tidak"
Sebagai gambaran, dulu sewaktu masih jadi pengusaha, diantara karyawan kami ada yang kami sayangi seperti anak sendiri,karena ia sudah bekerja sejak awal kami membuka usaha. Memahami semua pekerjaan dengan baik dan jujur.sehingga kami percayai sepenuhnya. Setiap makan siang,selalu kami ajak makan bersama,karena sudah kami anggap sebagai anggota keluarga sendiri. Tapi kemudian entah karena apa mulai menuntut ini dan itu.
Kalau masalah kenaikan gaji, bagi kami tidak masalah. Izin pulang lebih awal,karena mau ikuti kursus ini dan itu juga tidak masalah Kemudian beberapa kali  minta izin untuk ikuti test CPNS juga kami izinkan demi masa depannya yang lebih baik.Â
Tapi ketika  suatu ketika barang barang sudah siap untuk diberangkatkan dan tenaganya dibutuhkan untuk mempersiapkan semua dokumen yang dibutuhkan,kami sudah ingatkan agar jangan sampai tidak masuk kerja.Tapi ternyata ,pada pada saat tenaganya dibutuhkan ,justru karyawan kami tersebut tidak masuk kerja,karena alasan akan ikut test lagi . Maka walaupun dengan hati yang berat,karyawan yang kami sayangi tersebut,kami berhentikan .Karena tidak mungkin ,kelangsungan hidup perusahaan kami berada di tangan seorang yang tidak mempunyai rasa tanggung  jawab dan merasa bahwa tanpa dirinya ,kami tidak dapat bekerja ,sehingga menuntut ini dan itu