Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Kita Perlu Ketenangan Diri?

10 Juni 2020   21:45 Diperbarui: 10 Juni 2020   21:43 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agar Tetap Sehat Lahir Batin Hingga Menua

Ada begitu banyak peristiwa yang kita hadapi dalam menjalani hidup ini. Masa kanak kanak adalah masa masa paling indah,bagi setiap orang, Karena pikirannya masih terbebas dari segala beban hidup  dan belum tercemar oleh kondisi lingkungannya.

Tetapi setelah dewasa, tetiba mulai masuk dalam perjalanan hidup yang penuh lika liku sehingga dapat menyebabkan orang menjadi lupa akan tujuan hidup yang ingin dicapainya 

Ada beragam kejadian yang bisa jadi penyebab orang terseret arus kehidupan, sehingga kehilangan arah hidup,sehingga menjalani hidup dengan mengambang, tidak tahu tujuan hidupnya. 

Bisa jadi karena kesulitan hidup yang sedang dihadapi tapi tidak tertutup kemungkinan ,saking asyiknya mengevaluasi diri orang lain, sehingga mengabaikan diri sendiri. 

Sibuk mengevaluasi diri orang lain, antara lain :

  • gaya dan cara hidup orang yang tidak pas
  • cara orang beribadah yang tidak keliru 
  • keluarga orang yang tidak harmonis
  • dan seterusnya

Sebuah realita tak terbantahkan adalah bahwa cukup banyak orang yang lebih banyak tahu tentang diri orang lain, apa kekurangannnya atau kesalahan apa yang telah dilakukannya ketimbang memahami dirinya sendiri dan keluarganya. 

Padahal setiap orang bertanggung jawab atas hidupnya masing masing, Bahkan orang tua tidak mampu menanggung beban hidup anak anak nya. Karena yang namanya beban hidup bukanlah benda phisik yang dapat dipikul .

ket.foto: bersama anak mantu dan cucu /dokpri
ket.foto: bersama anak mantu dan cucu /dokpri
Hanya Menemukan Ketuaan dan Kelelahan Lahir Batin

Hidup secara mengambang dan tidak berpijak pada diri yang sejati,mengakibatkan orang menjalani  hidup selama puluhan tahun, tetapi hanya menyisakan ketuaan, kelelahan lahir batin, tanpa menemukan apa yang sesungguhnya dicari dalam hidup ini. 

Karena itu jalan terbaik adalah fokus pada tujuan hidup masing masing, Biarlah orang lain menjalani hidupnya tanpa perlu kita awasi segala tingkah lakunya, kecuali menyangkut dengan keluarga kita.

Family is the First

Alangkah bijaknya, memafaatkan waktu kita untuk mengurus diri sendiri dan keluarga kita ketimbang menghabiskan waktu dan energi kita untuk mengurus urusan yang bukan urusan kita.

Apalah artinya nama kita populer di dunia maya sebagai "Pemerhati masalah lingkungan", padahal kehidupan keluarga kita sendiri brantakan.

Jangan lupa bahwa dalam hidup ini berlaku hukum prioritas, yakni menempatkan secara tepat dan cermat,mana yang patut dinomor satukan dan mana yang nomor dua serta seteusnya

Nikmatilah setiap detik yang ada bersama keluarga kita,karena kita semua sudah tahu bahwa dalam hidup ini Family is the first, keluarga adalah merupakan prioritas utama

Hanya sebuah renungan kecil menjelang tengah malam

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun