Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berdamai dengan Diri Sendiri, Sebuah Perjalanan Panjang

10 Juni 2020   09:24 Diperbarui: 10 Juni 2020   16:58 2232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari  Hati Yang Menolak Hingga Mampu Menjadi Sahabat Orang Banyak

Ada peribahasa yang bagus:" Sebelum berdamai dengn orang lain,berdamailah terlebih dulu dengan diri sendiri" Kalimat indah dan sarat dengan makna mendalam. Tapi sebelum kita bisa tiba di posisi berdamai dengan diri sendiri ini, ternyata butuh tekad dan kemauan yang keras. Tidak ada jalan toll untuk dapat berdamai dengan diri sendiri.Satu satunya jalan adalah sebuah perjalanan panjang. 

Karena musuh yang paling sulit ditaklukan justru berada dalam diri kita sendiri. Penyebabnya bisa datang dari berbagai hal dan pengalaman hidup masing masing. Sebagai contoh, karena mengalami kehidupan yang keras sejak masih kecil ,disatu sisi saya mampu menahan rasa sakit ,yang mungkin bagi orang lain sudah pingsan Sejak kecil ,saya terlahir merupakan anak ke 9 dari total kami bersaudara 11 orang ,satu ayah dan satu ibu. Ayah kami tidak suka berbicara panjang lebar,apalagi sampai mengkhotbahi anak anaknya berpanjang lebar.Ayah kami alm. adalah tipe pekerja keras dan selalu berbicara to the point . Satu pesan yang tidak akan pernah saya lupakan.:"Kita keluarga miskin, tapi bukan keluarga maling , Jangan cengeng "

Kalau terluka,terjatuh ataupun sebatang besi paku menembus terlapak kaki,akibat mengejar layangan putus dengan kaki telanjang, saya tidak berani menangis apalagi mengadu.Saya cabut sendiri dan obati sendiri dengan menumbung bawang di campur gula pasir, Ibu alm,yang secara diam diam merawat luka saya. 

dok,pri
dok,pri
Dapat Gelar Preman

Karena puas merasakan berbagai penderitaan sejak kecil,hidup di rumah yang lantainya tanah liat dan tidur hanya berselimut selembar sarung lusuh,makan apa adanya,maka saya tumbuh menjadi anak yang keras dan tidak takut pada siapapun. Siapapun saya lawan,karena saya sudah terbiasa menahan rasa sakit 

Kelak setelah dewasa,apalagi setelah menikah ,secara perlahan lahan saya baru menyadari,bukan begitu cara hidup yang benar.Dalam ajaran agama jelas disebutkanL:" Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri" Tapi kalimat ini,sejujurnya tidak dapat saya cernakan,karena otak saya menolak . 

dok,pri
dok,pri
Mencari Aktualisasi Diri Melalui Meditasi

Sesungguhnya bagi saya pribadi ,meditasi adalah sebuah doa,yang dituntun oleh hati Karena orang tidak mungkin melakukan meditasi yang benar dengan mengandalkan pikirannya. Karena pikiran manusia identik dengan egoisme. Yang berusaha mencari alasan sana sini ,untuk pembenaran diri, Bahkan tidak jarang,pikiran dengan licik memanfaatkan ayat ayat kitab suci untuk membersihkan dan mencari pembenaran diri,

Tapi suara hati tidak bisa dibohongi.Karena itu ada kata kata bijak :" Suara hati adalah the voice of God" Suara hati adalah Suara Tuhan, yang tidak dapat salah dan tidak dapat dimanipulasi . Yang selalu menegor kita bila tidak jujur dan menghukum kita bila kita mungkin pernah melukai hati orang. 

Karena itu, untuk menemukan aktualisasi diri, maka jalan satu satunya adalah melakukan meditasi untuk membuka hati.Karena hati akan menuntun kita untuk dapat berdamai dengan diri sendiri, Setelah mampu berdamai dengan diri sendiri,barulah kita mampu menemukan jalan untuk dapat memaafkan orang yang sudah melukai dan menyakiti kita. Hingga tiba disatu titik kulminasi,dimana tidak ada lagi dendam dan kebencian dalam drii kita. Hidup tanpa kebencian dan dendam,sungguh merupakan kebahagiaan yang tidak ternilai

Tjiptadianata Effendi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun