Atau Jangan Jangan Sama Saja?
Sebagai outsider atau penonton, orang hanya bisa menerka nerka ,apa yang sesungguhnya terjadi ,sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan padangan kasat mata,tidak jarang bertolak belakang dengan apa yang sesungguhnya  terjadi.Â
Walaupun petata petiti sudah nyinyir mengulang ulangi ditulis sana sini :"Don,t judge the book by its cover" tapi tetap saja kebanyak orang hobby menjadi Peramal Amatir .Â
Dan saking inginya membuktikan bahwa ramalannya adalah benar,tidak jarang orang menciptakan alibi  atau argumentasi,sehingga sepintas ,dirinya adalah benar seorang Peramal yang qualify. Padahal ,ada pribahasa lain mengatakan :"Dalamnya laut dapat diselami,tapi tidak seorangpun dapat menyelami hati manusia"Â
Buktinya ,tak terhitung, para selebriti yang seflie mempertontonkan kemesraan dengan pasangannya, tiba tiba begitu ada badai kehidupan tiba, tirai kemesraan tersobek sobek dan wajah aslinya muncul kepermukaan.Karena apapun yang semu adalah bersifat ke pura puraan ,yang tidak lebih berharga dari nilai sebuah topeng.
Kembali ke Judul
Menyaksikan suami selalu menemani istri berbelanja ke Supermarket,membantu istri mengangkat barang belanjaan .Dan ketika lagi jalan jalan ke Mall. ternyata suami dengan setia menemani istri Window Shopping ,mulai dari Mall dibuka,hingga matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Â
Mau beli sesuatu minta uang pada istri  Wuiiih malu maluin banget  Nah,kalau menyaksikan pemandangan ini, pasti reaksi para penonton atau "the outsider " akan beragam.Â
Ada yang iri,ada yang risih tapi juga ada yang menjatuhkan vonis :"Suami takut istri " titik. Mengapa saya bisa tahu persis data data akurat seperti ini? Karena suami yang diceritakan itu adalah diri saya sendiri.Â
Mengawal Istri ,Jangan Takut Stempel :"Takut Istri"
Hal yang ditulis diatas adalah apa yang saya lakukan sejak kami menikah dan terus berlanjut hingga kini. Menemani istri berbelanja ,sebagai salah satu kewajiban warga negara,terutama bagi ibu rumah tangga. Kemudian menemani istri window shopping,hingga kaki serasa mau copot,mutar terus di Mall. Tapi sesungguhnya ,saya tidak pernah diperintah perintah oleh istri.Â
Sejak dari menikah,kami sudah membagi  wewenang masing masing,walaupun tidak tertulis ,tapi dipatuhi bersama. Saya menjaga marwah istri,dengan tidak pernah mengajak teman  menginap di rumah kami dan begitu juga istri selalu menjaga martabat suami dengan tidak bercanda canda dengan pria manapun,baik verbal,maupun non verbal
Dalam hal mau belanja apa,masak apa dan kebutuhan pakaian dan sepatu bagi istri dan bagi saya, itu sepenuhnya wewenang istri. Begitu juga mau setel tv ,adalah wewenang istri.Â
Tapi kalau dalam hal mengambil keputusan ,baik yang bersifat internal,seperti mau ganti perabot rumah atau mau menyumbangkan barang barang bekas kepada organisasi sosial,selalu dirundingkan terlebh dulu dan decision maker nya  ada ditangan saya.
Begitu juga bila kami ingin berjalan keluar kota atau keluar negeri ,selalu kami rundingkan berdua ,tapi kata akhirnya ada pada diri saya.
Dalam urusan keuangan keluarga,saya serahkan sepenuhnya ketangan istri ,karena istri sudah lulus ujian dalam mengelola keuangan perusahaan dan keuangan pribadi.Â
Malahan sejujurnya,saya tidak  cerdas dalam mengelola keuangan,karena terdorong hasrat hati ingin tampil sebagai Sinterklas .Suami Takut Istri Patut Dicurigai
Menurut saya ,tipe suami takut istri tidak ada. Kecuali ada hal hal yang menekan suami.Antara lain suami:
- menikahi anak boss
- berhutang budi pada mertua
- melakukan tindakan kriminal yang hanya diketahui istri
- menggantungkan hidup sepenuhnya pada keluarga istri
- sakit dan tidak mampu menafkahi diri sendiri
Karena itu,jangan takut mendapatkan stempel :"suami takut istri" ,karena jawabannya ada pada diri kita
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H