Hanya Sebagai Sebuah MasukanÂ
Hari lansia secara resmi sesungguhnya dirayakan kemarin tanggal 29 Mei 2020. Jadi tulisan ini terlambat sehari. But, better late than never, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Di Australia, kata lansia yang lazim disebut di negeri kita atau di negeri tetangga kita disebut sebagai "Orang tua tak berdaya", kalau di Australia disebut Senior Citizen, sebagai sebuah sebutan kehormatan.
Jadi untuk dapat memiliki kartu senior ini tidak dibedakan antara Warga Negara Australia atau belum menjadi warga negara. Seperti misalnya kami berdua, masih memegang paspor hijau, yakni Paspor RI tapi mendapatkan perlakuan yang sama. Â Baik dalam hal mendapatkan Medicare Card, yakni semacam BPJS dan juga mendapatkan Senior Card, kami berdua juga mendapatkannya dan seluruh fasilitas sama dan tidak ada perbedaan perlakuan antara yang sudah jadi warganegara Australia atau masih memegang kewarganegaan negeri asalnya.
- tidak ada iuran ataupun pembayaran apapun
- layanan kesehatan,termasuk rawat inap di rumah sakit
- memanggil dokter praktik yang disebut GP Â kerumah ,tanpa bayar apapun
- menggunakan transporasi umum, seperti bis  dan kereta api  dan fery  secara gratisÂ
- mendapatkan majalah Senior gratis
- bergabung dalam club seniorÂ
- aneka ragam diskon khusus bagi para senior citizen
- dan seterusnya dan seterusnya
Saya pernah dirawat inap di Rumah Sakit Umum sewaktu masih tinggal di Wollongong. Selama 28 hari rawat inap,karena akibat tergelincir dari tangga pesawat dan tulang rusuk serta dada terbentur di tangga pesawat. Rupanya terjadi perdarahan di dalam dan paru paru terinfeksi parah.Saya masuk rumah sakit. Setiap malam, perawat datang menyodorkan menu pilihan untuk Breakfast, lunch, dan dinner, persis layaknya kita tinggal di hotel. Namun yang namanya orang sakit, gimana mau makan enak?
Nah,setelah dinyatakan boleh pulang dan rawat jalan, saya harus menyelesaikan  administrasi. Ada tagihan  22. 450 dolar atau setara 230 juta rupiah, putra kami yang datang membesuk .membisikan kepada saya,
"Papa, jangan pikirkan tagihan ya, yang penting papa sudah sembuh, Ntar saya yang lunaskan." Tentu saja saya lega.Â
"Thank you, all done."
Wah, rupanya semua biaya perawatan saya, termasuk infus dan segala macam obat obatan dan konsumsi selama sebulan, semuanya ditanggung oleh pemerintah setempat, padahal saya  bukan warga negara Australia. Walaupun sesungguhnya,kami hanya numpang hidup di negeri orang,tapi sebagai penduduk Australia,hak dan kewajiban kami sama ,kecuali dalam hal  hak pilih dan memilih. Selama 14 tahun tinggal di Australia,belum pernah mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pemerintah  setempat. Diawal kedatangan,kami diberikan kesempatan ikut kursus bahasa Inggeris selama 300 jam secara cuma cuma,agar setidaknya bisa berkomunikasi dengan warga lokal.Â
Saya kira cukup hingga disini saja ulasannya, karena kalau diuraikan secara lengkap, bisa jadi saya dianggap memberikan sanjungan kepada  negeri orang dan meremehkan layanan di negeri sendiri. Namun sebagai masukan, rasanya tidak ada salahnya bila suatu waktu, warga senior di negara kita juga dapat merasakan hidup nyaman di hari tua .Sebuah harapan ,yang sekaligus terkandung doa didalamnya.
Catatan: Semuanya ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan bukan merupakan kutipan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H