Mungkin Bisa dijadikan Pelajaran Bagi Orang Lain
Foto ini adalah sewaktu kami masih tinggal di kota Wollongong dan dijepret sekitar 8 tahun yang lalu usai kami makan malam bersama. Sesungguhnya yang tampak difoto hanya dua orang cucu kami, sedangkan yang lainnya adalah anak anak dari teman putri kami.Tapi sejak mereka masih kecil, sering datang bertandang kerumah, Mereka memanggal saya "Kong" dan istri saya "Mak". Tentu saja kami sangat senang dapat tambahan cucu sebanyak itu..Â
Kalau mereka datang, hampir pasti minta indomie pada saya karena di rumah mereka maka ada Indomie Dan dengan senang hati istri saya menyediakan dua kardus Indomie sebagai persiapan. Karena walaupun mereka masih anak anak, tapi kalau mereka makan dirumah masing masing adalah dua bungkus  Indomie. Sejak kami pindah ke Australia Barat, maka otomatis hubungan kami dengan cucu cucu angkat terputus. Hubungan dengan orang tua mereka masih terus berlanjut hingga kini.Â
Pada suatu hari, saya dan  istri diajak Nyonya Alison yakni ibu dari Cindy untuk jalan jalan ke pantai karena disana ada semacam bazar. Karena memang tidak ada jadwal kegiatan lainnya, maka kami mengiyakan dan berangkat menuju kepantai yang hanya berjarak sekitar 10 menit berkendara.
Setibanya disana, setelah memarkir kendaraan maka kami berjalan masuk ke lokasi Bazaar yang tampak sangat ramai. Selain dari berbagai atraksi, juga ada marching band yang ikut memeriahkan suasana  Kami duduk di bangku taman yang memang merupakan fasilitas umum. Baru beberapa saat duduk, Nyonya Alison minta tolong menjagakan puteri nya Cindy yang waktu itu baru berusia  6  tahun karena ia mau ke toiliet. Maka kami mengiyakan . Baru saja ibunya berjalan satu dua menit, Cindy langsung mendekat kepada saya dan berbisik minta dibelikan Ice Cream yang dijual orang hanya jarak beberapa langkah dari tempat kami duduk. Maka istri saya yang mendengar langsung berdiri untuk membelikan Cindy ice Cream.Â
Sementara saya masih duduk di bangku dan disamping saya duduk Cindy. Sementara duduk menunggu istri kembali dari membelikan ice cream untuk Cindy, perhatian saya tertuju pada  pertunjukan marching band. Tanpa beranjak dari bangku Dan sekitar 4 -5 menit kemudian isteri saya kembali sambil menenteng ice cream ditangan. Begitu tiba dihadapan saya, istri bertanya "Mana Cindy?" Mata saya melirik kesamping saya dan serasa jantung saya hampir copot karena Cindy tidak ada disana.Â
Saya minta istri saya menunggu nyonya Alisson kembali dan saya langsung berlari ke arah stasiun pemancar radio yang memang selalu dipersiapkan setiap kali ada bazaar.Â
Saya sampaikan berita anak hilang dengan ciri ciri nya usia 5 tahun, berbaju biru dan seterusnya yang dicatat oleh si Mbak Penyiar. Â Usai mengucapkan terima kasih, saya langsung lari menuju ke Pos Polisi yang ada dalam lokasi bazaar. Menceritakan ciri ciri Cindy dan dari sini saya lari lagi ke pantai dan melaporkan ke Safety guard di sana. Saya mendengar siaran lagu lagu dihentikan dan diganti dengan siaran anak hilang sesuai laporan saya. Â Terus dengan suasana hati yang galau, saya berlari lagi kembali ke posisi semula.Â
Dari kejauhan tampak istri saya melambaikan tangan dengan wajah ceria Setelah mendekat, saya tengok  Cindy ada dalam pelukan ibunya. Saya langsung berlutut di rumputan,untuk bersyukur.
Tidak berani saya membayangkan seandainya Cindy tidak  ditemukan. Kejadian ini menjadi pelajaran sangat berharga bagi saya,agar jangan anggap remeh titipan orang,apalagi yang dititipkan adalah seorang anak yang tidak mungkin bisa diganti dengan materi,
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H