Inilah Gambaran Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Australia
Sejak beberapa hari ini,harga barang  bahan makanan pokok di tanah air, menghiasi hampir seluruh laman media sosial. Beragam reportase berdesak desakan datang dari berbagai penjuru.
Ada yang menulis,bahwa di daerahnya ,semua aman aman saja dan tidak ada kenaikan harga yang signifikan, tapi ada yang menulis,tentang harga gula yang terasa pahit, saking mahalnya .Harga bawang yang bikin menangis dan seterusnya.Â
![ket.foto: gula pasir putih harga perkg berkisar antara 8 -10 ribu rupiah,tergantung belinya dimana/dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/harga-3-5ea95e23097f3661e8363182.jpg?t=o&v=770)
Harga bahan kebutuhan dapur yang tampak pada gambar,bila dibandingkan dengan daftar harga di Supermarket Jumbo Woolworth, memang ada selisih harga ,yang lumayan. Seperti misalnya pada gambar diatas harga kentang perbungkus isi 4 kilogram adalah $.1.49 atau sekitar 40 cent dollar perkilogram.Kalau di beli di supermarket jumbo pasti lebih mahal
Beda berbelanja di Pasar Tradisional dengan berbelanja di Supermarket jumbo.sesungguhnya cukup banyak selisih harga.Tapi kebanyakan ,orang lebih memlilih belanja ke Woolworth atau ke Coles,karena lokasinya ditempat elite dan suasana yang lebih semarak. Â Tapi kami memilih berbelanja ke Spudshed ,demi efisiensi pengeluaranÂ
Untuk Dapat Membandingkan,Sebagai Informasi Perhari ini 1 Australian Dollar =Rp.10.000.--
Harga Beras Brasmati
![ket.foto: harga beras berkisar antara 8 ribu hingga 10 ribu rupiah perkg./dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/harga-2-5ea95f07097f3661e8363186.jpg?t=o&v=770)
![harga-1-5ea95dafd541df6c9155e5b2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/harga-1-5ea95dafd541df6c9155e5b2.jpg?t=o&v=770)
Harga Wortel Sepanjang tahun sama yakni berkisar sekitar Rp.10.000 perkilogram,kecuali baby wortel agak lebih mahal
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/harga-9-5ea96026097f364c13535c02.jpg?t=o&v=770)
Sebenarnya bisa beli ke Spudshed ,tapi demi mentaati aturan dan juga tidak enak hati sama anak cucu yang sudah berulang kali pesan:"jangan keluar rumah bila tidak ada keperluan penting, Kalau ada keperluan bilang saja dan kami akan belikan"Â
![harga-8-5ea9608c097f36583466ae32.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/harga-8-5ea9608c097f36583466ae32.jpg?t=o&v=770)
![ket.foto; kini harga telur ,sebelum covid Rp.20.000 perlusin, kini naik menjadi 3 dolar perlusin atau 30 ribu rupiah perlusin./dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/harga-4-5ea96096d541df633c254fe2.jpg?t=o&v=770)
Yang Mahal Bukan Biaya Hidup,Tapi Gaya Hidup
Yang menyebabkan biaya hidup membengkak adalah gaya hidup,yang mau meniru gaya hidup orang Australia.Yakni: sarapan roti pakai keju +ham ,sereal dan susu ,yang kalau dihitung pengeluaran hanya untuk sarapan saja bisa mencapai sekitar 7 dolar per orang,belum lagi makan siang dan makan malam dengan dessert ,berupa ice cream, pudding dan wine.Â
Sedangkan bagi yang tinggal di Australia,tapi tetap hidup dengan gaya Indonesia yakni sarapan pagi sebungkus Indomie plus satu butir telur dan secangkir kopi, makan siang nasi dengan rendang atau dendeng balado dan makan malam apa adanya,maka senilai 7 dolar sarapan bagi orang Australia, bagi kami sudah cukup untuk biaya makan pagi, siang dan malam Jadi kami berdua menghabiskan rata rata 15 dolar perhari untuk memnuhi kebutuhan perut saja.
Jadi sekali lagi,kalau ada yang bilang biaya makan di Australia itu minta ampun mahalnya,sesunguhnya yang mahal adalah gaya hidup,bukan biaya makannya. Yang mahal adalah kalau harus sewa rumah, Nah,kami dikasih tinggal gratis,dikasih mobil ,dikasih belanja tiap bulan oleh anak anak kami,kalau bukannya bersyukur, mau apa lagi?
Tjiptadinata Effendi
Sedang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI