Tapi kalau sekedar jalan jalan ada kendaraan yang dikasih oleh Irmansyah Effendi, putra pertama kami. Sehingga bisa kami ajak jalan jala.
Tapi pak Baron mengatakan,bahwa ia sudah beli sebuah apartement di Sydney,yang sekarang ditinggali putranya yang melanjtukan studi di sana. Dan rencananya mau beli satu lagi apartement di Perth, sekedar sebaga investasi.
Mendengarkan bahwa sahabat lama ternyata sukses sehingga bisa beli satu unit apartementi di Sydney yang harganya paling murah 1 juta dolar tentu saja saya juga ikut senang.
Sebagai penutup pembicaraan, sebelum pamitan usai makan malam bersama, Baron masih pesan pada saya: "Tolong carikan kalau ada apartement yang bagus di Perth ya pak Effendi, saya mau beli satu lagi sebagai investasi dan sesekali ke Perth bisa tinggal dis ana"
Ternyata Putranya Cuma Kost Satu KamarÂ
Kembali ke Australia Putri kami yang di NSW ajak kami menginap di ULURU karena merupakan kesempatan terakhir sebelum ditutup.
Maka kami mengiyakan dan pada hari H-nya saya dan istri dijemput putri dan kami menginap selama beberapa hari di Uluru.
Karena sudah berada di NSW, maka saya ajak isteri untuk berkunjung ke apartement sahabat saya Baron, sesuai dengan alamat yang diberikannya sewaktu kami makan bersama. Syukurlah putranya sedang berada di Apartemen karena baru pulang kerja.
Tapi dari cerita putra pak Baron, tanpa kami tanya, bahwa ia cuma menyewa satu kamar dari unit apartement tersebut dan bermaksud akan mencari kost lainnya yang lebih murah.
"Saya kuliah sambil kerja paruh waktu dengan memanfaatkan Working Visa Holiday Om. Lumayan bisa bayar uang kuliah, tapi sewa kamar disini mahal Om, 250 dolar seminggu Saya lagi cari kostan yang lebih murah."
Saya cuma mengiyakan dan karena tampak putera pak Baron sudah sangat lelah,maka kami pamitan dan sama sekali tidak menceritakan bahwa menurut ayahnya, apartemen terssbut adalah miliknya.