396 Pengungsi Terkatung Dilaut
Penjaga pantai Bangladesh menemukan kapal pukat itu di perairan teritorial negara itu Rabu malam ,di lepas pantai .Terdapat hampir  400 pengungsi Rohingya yang meninggalkan Bangladesh dengan kapal hampir dua bulan lalu telah diselamatkan di laut Kelompok itu, yang sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak, berangkat di Teluk Bengal menggunakan kapal pukat besar pada pertengahan Februari.
Menurut para pengungsi yang diselamatkan.,setidaknya 32 orang tewas ,karena kekurangan makanan sementara beberapa lainnya karena berbagai penyakit dan tubuh mereka dibuang ke laut
Mereka mencoba mencapai Malaysia tetapi ditolak .Ketika kapal itu mencapai pantai Malaysia, kapal itu dikembalikan oleh otoritas negara itu Kapal pukat yang penuh sesak itu kemudian melakukan perjalanan ke Myanmar dan mencoba masuk dua kali tetapi ditolak masuk oleh angkatan laut Myanmar
Para pengungsi yang diselamatkan,  dalam  kelaparan dan dehidrasi, telah diserahkan ke Badan Pengungsi PBB untuk dikarantina selama 14 hari karena masalah virus korona.Â
Pada awal April, Bangladesh memberlakukan pembatasan penguncian di distrik Box, Cox, rumah bagi kamp-kamp pengungsi yang menampung sekitar 1 juta pengungsi Rohingya, dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus corona. Masih menurut sumber ,sesungguhnya kapal pukat ini,bukanlah satu satunya kapal yang mengangkut para pengungsi Rohingnya.Diperkirakan  ada banyak lagi yang lain,tapi tidak terdeteksiÂ
A human rights group said it believed more boats carrying Rohingya — a Muslim minority — were adrift at sea, with coronavirus lockdowns in Malaysia and Thailand making it harder for them to find refugee. (abc.news)
Kilas Balik
Terlepas dari masalah politik dan tidak tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi. Tetapi sebagai sesama manusia,kita ikut terenyuh  membaca berita tersebut diatas. Semoga mereka segera mendapatkan tempat penampungan yang memadai.Â
Membayangkan kondisi mereka,terkantung katung dilaut dalam ruang penuh sesak dan minim makanan dan  minuman,mungkin dapat menghentikan keluh kesah kita. Hampir 400 orang yang nasibnya tidak jelas adalah saudara saudara kita juga,namun mereka tidak seberuntung kita yang lahir dan tinggal di Indonesia tercinta ini.
Dibandingkan dengan mereka,kondisi kita stay at home bersama  keluarga tercnita,sambil duduk nonton tv dan ditemani aneka ragam camilan,tentu kita patut malu pada diri sendiri,karena telah berkeluh kesah, merasa terkurung dalam rumah sendiri.
sumber:Â abc.net.au dan edition.cnn.com
Tjiptadinata Effendi