Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Enak Mana, Sibuk Kerja atau Kondisi Sekarang?

16 April 2020   08:51 Diperbarui: 16 April 2020   09:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kosong,sepi /dokumentasi tjiptadinata effendi

Pelajaran Berharga Bagi Kita Semua

Selama ini ,hal yang paling sering kita dengar bila bertemu teman teman adalah:"Susah ,kerja setengah mati . Pagi subuh jam 4.00 pagi sudah harus bangun.Buru buru berangkat,agar tidak terlambat masuk kerja.

Terkadang tidak sempat sarapan ,karena terlambat bangun. Kerja dari pagi hingga petang dan baru tiba di rumah lagi malam hari,tapi nasib belum juga berubah dan seterusnya dan seterusnya"

Konon. apa yang diucapkan secara berulang ulang kali,akan menjadi doa kita  Mengapa pakai kata :"konons?" karena saya tidak tahu,siapa yang pertama mencetuskan kalimat ini.

Artinya ,apapun kalimat yang diucapkan secara berulang kali,akan menjadi kenyataan,baik maupun buruk. Dan ternyata memang saat ini terjadi,yakni saking banyaknya orang yang selama ini berkeluh kesah:"Sibuk ,sehingga tidak ada waktu lagi untuk istirahat,bahkan tidak ada waktu lagi untuk keluarga,kini diberikan waktu lebih dari cukup,yakni 24 jam sehari,tanpa ada kewajiban datang ke kantor .Sementara itu walaupun tidak masuk kerja,gaji terus diperoleh setiap bulan?

Bukankah ini yang kita inginkan selama ini,yakni "passive income terselubung?"Tidak ke kantor,tapi gaji terus mengalir kedalam rekening, Tapi kog malahah banyak yang gelisah?

Pelajaran Berharga Apa yang Dapat Dipetik?

  • bahwa sesungguhnya bekerja itu adalah sebuah kenikmatan,bukan beban hidup
  • selama ini bukannya bersyukur dapat pekerjaan,malah menggerutu terus setiap hari ,bilang :"Susah,kerja setengah mati"
  • bahwa berinterkasi dengan orang lain,adalah berkah bagi kita,kini gimana rasanya tidak ketemu teman teman?
  • dulu enggan berkunjung kerumah sanak keluarga dengan alasan sibuk,kini punya waktu tapi dilarang
  • dulu tetangga sakit ,tidak bisa menjenguk,alasan sibuk,kni pengin membezuk tetangga tapi dilarang
  • dulu alasan terburu buru ,hingga hanya cuci muka,terus ke kantor,kini cukup waktu ,mandi juga enggak

Universitas Kehidupan

Nah,inilah Universitas Kehidupan,yang mengajarkan kepada kita,banyak hal yang sama sekali tidak tersentuh dalam pelajaran di universitas paling beken manapnn di dunia ini. Salah satunya adalah mengajarkan kita ,bahwa sementara kita boleh saja bekerja keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,jangan lupa menyukuri apa yang sudah ada pada kita. 

Selama ini ,karena seluruh pikiran kita tertumpu pada usaha untuk mencapai impian hidup,telah membutakan mata hati kita ,sehingga lupa menyukuri apa yang ada pada kita. Kini baru sadar ,bahwa bekerja itu ,jauh lebih nikmat,ketimbang sepanjang hari terkurung  dirumah sendiri

Hanya sebuah renungan kecil dimasa lockdown ,yang menjadikan kita tahanan dirumah sendiri

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun