Karena di Krematorium Menumpuk Jenazah
Pagi ini saya membaca berita menyedihkan dan sekaligus mengerikan yang terjadi di kota Milan yang dalam bahasa Italia disebut Milano. Apalagi kami mempunyai kenangan indah tentang kota ini, saya dan isteri pernah berkunjung dan tinggal di sana sekitar satu minggu karena mengunjugi Expo Milano 2015 ini berlangsung sejak tanggal 1 Mei 2015 hingga 31 Oktober 2015. Diikuti oleh 140 negara. Ekspo ini diselenggarakan lima tahun sekali oleh International Exhibition Bureau dan selalu mendapatkan perhatian dari berbagai pejuru dunia. Kami ke sana bersama adik kami Margaretha dengan suaminya Sandro, orang Italia.
Pameran dagang terbesar di dunia ini diselenggarakan di atas tanah seluas 1,1 juta meter persegi di kota Milano- Italia. Dengan mempertontonkan produk andalan dari setiap negara perserta.
Dengan ansumsi target pengunjung, akan mencapai total 20 juta orang,dengan mengusung tema “Feeding the Planet, Energy for Life”. Usai berkunjung ke Expo Milan, kami juga diajak mengujungi Duomo Kathedral yang megah dan artistik. Pada waktu itu, ada ribuan orang antri untuk dapat masuk kedalam Kathedral.
Kembali ke Judul
Membaca berita tentang menumpuknya jenazah, menunggu giliran untuk dikremasi sehingga menyebabkan Pengelola Krematorium utama memutuskan menutup untuk sementara Krematorium ini demi menjaga agar jangan sampai menyebabkan terjadi hal hal tak diinginkan, karena jenazah menumpuk terlalu lama hingga mencapai 20 hari.
Crematorio di Lambrate ini dinyatakan ditutup karena dikuatirkan akan mengakibatkan menimbulkan masalah baru. Kota Milan yang selama ini menjadi salah satu kota kebanggaan bagi Italia, menjadi lumpuh total akibat dari serangan virus corona di Italia yang telah menyebabkan tewasnya 13.915 orang
Catatan ini semakin menyebabkan negara Pizza ini semakin terpuruk. Walaupun lockdown sudah berlangsung lebih dari dua minggu, tapi korban dari covid 19 masih terus berjatuhan. Pengawasan agar lockdown dipatuhi,sangat ketat. Menurut adik kami yang tinggal di kota Padova bersama suaminya, mereka hanya dapat berdoa untuk sahabat sahabat mereka yang meninggal,karena tidak dapat berkunjung,karena kota sudah di lockdown
sumber: cnnindonesia.com
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H