Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Kesehatan Bisa Dibeli, Maka Orang Kaya akan Sehat Semuanya

30 Maret 2020   21:23 Diperbarui: 30 Maret 2020   21:55 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun Kesehatan Diri Harus Dengan Dasar Yang Kokoh

Dengan uang kita bisa beli obat berapapun harganya. Bahkan bagi orang kaya, kalau sakit, ia bisa memilih di rumah sakit mana ia ingin dirawat dan oleh dokter mana. Tetapi dengan segala harta yang dimiliki, tak seorangpun bisa membeli kesehatan. Karena itu, bukan hanya orang miskin yang meninggal, tapi orang kaya pun ,bisa saja meninggal, walaupun usianya relatif masih muda.

Begitu juga paradigma yang terlanjur menjadi patokan orang banyak,adalah semakin mahal obat yang dibeli, maka berarti semakin patent dan mujarab, vitamin atau supplement food yang harganya mulai dariratusan ribu hingga jutaan dalam pikiran orang adalah vitamin yang terbaik untuk merawat kesehatan diri.

Tetapi berkali kali sudah terbukti bahwa vitamin dan supplement food hanyalah sekedar membantu untuk penyegaran tubuh bukan sesuatu yang menentukan sehat tidaknya seseorang.

dokpri
dokpri
Membangun Kesehatan Adalah Ibarat Membangun Rumah

Sebelum sebuah bangunan rumah didirikan, maka hal yang pertama dilakukan adalah membangun fondasi yang kokoh. Tanpa hal ini, maka semewah apapun kelak bangunannya, pasti akan roboh. 

Hal ini dapat dijadian analogi dalam membangun kesehatan diri dalam hal membangun kesehatan diri, maka hal yang menjadi fondasinya adalah hati dan pikiran yang lapang.

Sesuatu yang tidak membutuhkan uang untuk membangunnya dan juga tidak bisa dibeli dengan uang berapapun. Karena untuk membangun pikiran dan hati yang lapang,sesungguhnya sangat sederhana. Namun, orang sudah terbiasa menghargai sesuatu yang dibayar dan semakin mahal, maka semakin tinggi dihargai. Sebaliknya sesuatu yang diberikan secara gratis,akan dianggap tidak ada apa apanya.

dokpri
dokpri
Memiliki Kesehatan Lahir dan Batin, Kita Dapat Menikmati Hidup Hingga Menua

Saya bukan para medis dan sama sekali tidak berlatar belakang medis, tapi bergerak secara aktif, sejak tahun 1988 hingga tahun 2006, mengelilingi seluruh nusantara untuk mengajarkan tentang bagaimana membangun kesehatan diri secara alami tanpa obat obatan, tanpa ramu ramuan dan tanpa supplement food. Bahkan pernah diundang sebagai Pembicara di Gedung kesehatan RI di Kuningan untuk memimpin seminar yang dihadiri oleh para dokter dan tenaga medis. 

Bukti Nyata Adalah Saya dan Istri Hingga Saat ini Dinyatakan Sehat dari Hasil Total Medical Check up yang dilakukan di Shenton Ave Medical Center, dibawah koordinasi dr.Julius Tan.

Tidak ada rapor kesehatan kami yang merah. Sehingga SIM saya dapat diperpanjang dengan mudah. Karena disini berlaku aturan, begitu usia mencapai 75 tahun, maka pada hari itu Driver Lisence dinyatakan di suspended dan baru dapat diperpanjang,bila ada surat keterangan berbadan sehat dari dokter yang ditunjuk oleh pemerintah.

dokpri
dokpri
Ketika Orang Sibuk Borong Vitamin

Heboh serangan maut Virus Corona menyebabkan apa saja yang dianggap dapat mencegah terinfeksi diborong orang, dari mulai harga brokoli yang naik 400 persen karena ada berita bahwa brokoli bermanfaat meningkatkan anti bodi. 

Vitamin mendadak kosong di farmasi karena beredar berita dari WA ke WA bahwa vitamin bermanfaat meningkatkan anti body untuk penangkal virus corona.

Nah, sementara orang sibuk membelanjakan uangnya untuk beli vitamin dan supplement food, sejujurnya tak satupun kami ikut membelinya.

Kam berdua jauh dari sebutan kaya, tapi kami bisa makan enak,tidur nyenyak, masih mengemudikan kendaran kemana saja, Rahasianya apa? 

Tidak ada rahasia apa apa, yang kami lakukan adalah menjaga hati dan pikiran damai, jauh dari kebencian dan iri hati serta olah raga jalan kaki setiap hari dan makan apa adanya. Serta tentu tidak lupa bersyukur setiap hari dan sudah memaafkan siapapun yang pernah menyakiti kami. Gampang kan teman teman? 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun