Kalau selama ini dikenal "Buyer is the King", tapi belakangan ini agaknya sudah berubah total. Para pembeli bukan lagi bagaikan raja yang harus dilayani, melainkan orang-orang yang harus mematuhi ketentuan yang diberlakukan di hampir seluruh supermarket.
Karena tidak mampu kontrol diri, maka pihak supermarket merasa harus turun tangan mengontrol calon pembeli. Hingga kapan hal ini akan berlangsung, hanya waktu yang akan menjadi saksi.
Bersyukur bahwa apa yang terjadi di atas tidak sampai merambah semua orang, karena ternyata masih banyak orang baik yang dengan ikhlas mau membantu orang lain yang membutuhkannya.
Gerakan ini mendapatkan sambutan hangat dari warga. Mereka membagikan barang-barang yang dibutuhkan para orangtua dan disabel, yang tidak memungkinkan untuk ikut rebutan berbelanja. Semoga kita salah seorang di antara komunitas yang peduli sesama ini,yang tetap memiliki hati dan tenggang rasa,betapapun suasana sangat mencekam. Sungguh  efek psikologis dari serangan virus korona,telah memaksa orang tampil dengan wajah aslinya.
sumber bacaan: abc.net.au
Tjiptadinata Effendi