Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yang Pakai Masker Orang Sehat atau yang Sakit? Bingung, Ah

16 Maret 2020   08:17 Diperbarui: 16 Maret 2020   08:25 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
masih antrian beli paper toilet,tapi tak tampak ada yang pakai masker /abc.net.au

Di Indonesia Ramai-ramai Orang Berburu Masker, di Australia Berburu Kertas Toilet 

Semakin banyak membaca, seharusnya semakin banyak informasi penting yang dapat diserap untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kita.

Bahkan boleh jadi informasi yang diterima memang merupakan hal penting dan ditunggu-tunggu. Tapi belakangan ini, saya merasa prinsip ini menjadi semakin goyah dan goyang ketika membaca beragam sikap orang dalam menyambut kehadiran sosok miss maut Corona. 

gambar antrian panjang untuk beli paper toilet di australia /7 News.com
gambar antrian panjang untuk beli paper toilet di australia /7 News.com
Sama-sama Main Borong tapi Beda Sasaran

Kalau di Indonesia, seperti diberitakan oleh berbagai media, panic buying sudah tak terelakan lagi. Orang mulai gelap mata dan ikut main borong. 

Apa yang diborong? Masih menurut berbagi info di media, yang diborong selain dari mie instant dan barang makanan, adalah Masker dan Hand Sanitizer. 

Sementara itu, yang saya saksikan dengan mata kepala sendiri dan juga disaksikan isteri saya, orang Australia sibuk borong kertas tisu untuk ke toilet. Buktinya beberapa supermarket  jumbo yang kami kunjungi seperti Woolworth dan Coles, serta tak luput dari Spudshed, yakni oriental market juga rak paper toilet kosong melompong.

Waspada bila Terjadi Tanda-tanda seperti di Bawah Ini

ket. foto: ciri-ciri yang harus diwaspadai | sumber: health.gov.au
ket. foto: ciri-ciri yang harus diwaspadai | sumber: health.gov.au
Bila merasa demam, batuk dan sesak nafas yang disertai rasa sakit pada kerongkongan, disarankan agar secepatnya menghubungi dokter. Tidak perlu antrian di rumah sakit, karena ada dokter yang bisa dipanggil yang disebut sebagi dokter GP. Walaupun tanda-tanda tersebut di atas bukan serta merta berarti terpapar coronavirus, tapi tentu perlu waspada untuk mencegahnya.

Namun hingga saat ini belum tampak warga ramai-ramai menggunakan masker. Di Australia, sejak awal heboh tentang serangan Coronavirus yang melanda dunia ini, ketika kami berjalan mengelilingi mall dan super market, hanya satu dua orang yang pakai masker karena mereka lagi batuk dan flu.

Hal ini sejalan dengan himbauan dari pemerintah Australia yang saya kutip di bawah ini :

You do not need to wear a face mask if you're healthy. While the use of masks can help to prevent transmission of disease from infected patients to others, masks are not currently recommended for use by healthy members of the public.

masih antrian beli paper toilet,tapi tak tampak ada yang pakai masker /abc.net.au
masih antrian beli paper toilet,tapi tak tampak ada yang pakai masker /abc.net.au
Pakai Masker? Malah Dijauhi Orang Sekitar

Kemarin seperti biasanya kami berkunjung ke Club, ketemu teman-teman. Hanya satu orang yang menggunakan masker. Katanya karena batuk dan tak ingin orang sekitarnya terpapar virus dari batuknya. Tentu saja niat yang sangat baik dan patut dihargai. Tapi dalam waktu beberapa detik, orang sekitarnya perlahan lahan beranjak dan pindah ketempat duduk lainnya. Menjaga jarak agar jangan terlalu dekat. 

Karena berada dalam jarak satu meter dari orang yang sudah terpapar coronavirus selama lebih dari 15 menit, berpotensi terkontaminasi dengan virus mematikan ini.  Tapi hingga saat ini, kami sekeluarga bersama anak mantu dan cucu-cucu, belum memutuskan untuk menggunakan masker. Kami bersyukur karena semuanya sehat dan tidak ada yang mengalami tanda tanda sebagaimana disebutkan di atas.

sumber bacaan: theguardian dan health.gov.au

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun