Semenjak Miss Corona Menguasai Dunia
Pagi tadi,seperti biasa kami hadir dalam Misa hari Minggu yang diselenggarakan di Gereja Redemptory  ,yang lokasinya di Vincent Street. Tapi begitu menginjakkan kaki di pintu gereja,terasa ada yang berbeda,yakni umat yang hadir tidak seperti biasanya,agak sepi.Â
Kemudian seperti lazimnya,sebelum masuk ke Gereja,ada air disediakan untuk membuat tanda salib.Tapi kali ini,tampak di kedua sisi,ditutupi dengan piring. Sehingga kami berdua melangkah  dengan membuat tanda salib ,tanpa air.
Kurang beberapa menit lagi dari jam jadwal Misa dimulai,bangku di dalam gereja masih tampak lenggang. Kami mengambil tempat duduk dibaris ke 5 dari depan .Disamping kami kosong,hingga Misa dimulai.
Kalau biasanya,sebelum menyambut komuni,ada aba aba dari Pastor yang memimpin Misa:"Mari kita saling memberikan salam damai."tapi kali ini tidak ada pesan tersebut.
Hal yang tampak sangat sepele.tapi serasa ada yang kurang lengkap. Biasanya,setelah saling bersalaman dengan pasangan masing masing menyusul menyalami umat yang duduk di samping kiri dan kanan serta duduk di muka dan di belakang,sambil mengucapkan:" Peace be with you" Kami mencoba melirik kiri dan kanan,tapi tak tampak ada yang tergerak untuk bersalaman, maka kami menyesuaikan diri,yakni diam di tempat
Perubahan yang mendadak ini,terus berlanjut hingga tiba waktunya bagi umat untuk berjalan ke depan menyambut komuni. Lazimnya umat menyambut dalam dua cara yakni dalam bentuk Hosti dan Anggur secara bergantian. Tapi kali ini tak tampak ada Petugas yang melayani untuk minum pada Piala yang sama. Selesai menyambut komuni masing-masing kembali ketempat duduk
Pastor Berdiri Menanti Umat di Pintu Keluar Gereja
Biasanya,selesai Misa,maka Pastor yang memimpin Misa berdiri di depan pintu keluar,menunggu umat  untuk saling bersalaman.Tapi kali ini tampak Pastor yang usianya sekitar 80 tahun berdiri sambil menunggu umat menyalami, tapi satu persatu umat hanya mengangguk sambil terus berlalu.Â
Maka ketika kami berdua datang dekat dan menyalami,maka tampak wajah Pastor yang sudah tua ini,ceria ,sambil memegang tangan saya dengan kedua belah tangannya,sambil berucap :"Have a blessing day my brother ",sambil menatap wajah kami ,sambil tersenyum tulus. Rasanya senang banget,bisa menyenangkan hati orang tua ini,walaupun hanya melalui sebuah salaman
catatan tambahan: terasa benar betapa besar pengaruh miss Corona ,Si Penebar maut ini,sehingga suasana di gereja juga mampu dipengaruhinya.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H