Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tak Ada Lagi Salam Damai di Gereja

8 Maret 2020   19:42 Diperbarui: 8 Maret 2020   19:42 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak Miss Corona Menguasai Dunia

Pagi tadi,seperti biasa kami hadir dalam Misa hari Minggu yang diselenggarakan di Gereja Redemptory  ,yang lokasinya di Vincent Street. Tapi begitu menginjakkan kaki di pintu gereja,terasa ada yang berbeda,yakni umat yang hadir tidak seperti biasanya,agak sepi. 

Kemudian seperti lazimnya,sebelum masuk ke Gereja,ada air disediakan untuk membuat tanda salib.Tapi kali ini,tampak di kedua sisi,ditutupi dengan piring. Sehingga kami berdua melangkah  dengan membuat tanda salib ,tanpa air.

Kurang beberapa menit lagi dari jam jadwal Misa dimulai,bangku di dalam gereja masih tampak lenggang. Kami mengambil tempat duduk dibaris ke 5 dari depan .Disamping kami kosong,hingga Misa dimulai.

Tempat air suci ditutupi. | Foto: Dokumentasi Pribadi
Tempat air suci ditutupi. | Foto: Dokumentasi Pribadi
Tidak Ada Acara Salam Damai

Kalau biasanya,sebelum menyambut komuni,ada aba aba dari Pastor yang memimpin Misa:"Mari kita saling memberikan salam damai."tapi kali ini tidak ada pesan tersebut.

Hal yang tampak sangat sepele.tapi serasa ada yang kurang lengkap. Biasanya,setelah saling bersalaman dengan pasangan masing masing menyusul menyalami umat yang duduk di samping kiri dan kanan serta duduk di muka dan di belakang,sambil mengucapkan:" Peace be with you" Kami mencoba melirik kiri dan kanan,tapi tak tampak ada yang tergerak untuk bersalaman, maka kami menyesuaikan diri,yakni diam di tempat

Gereja Sepi | Foto: Dokumentasi Pribadi
Gereja Sepi | Foto: Dokumentasi Pribadi
Juga Tidak Ada Minum Pada Piala Yang Sama

Perubahan yang mendadak ini,terus berlanjut hingga tiba waktunya bagi umat untuk berjalan ke depan menyambut komuni. Lazimnya umat menyambut dalam dua cara yakni dalam bentuk Hosti dan Anggur secara bergantian. Tapi kali ini tak tampak ada Petugas yang melayani untuk minum pada Piala yang sama. Selesai menyambut komuni masing-masing kembali ketempat duduk

Pastor Berdiri Menanti Umat di Pintu Keluar Gereja

Biasanya,selesai Misa,maka Pastor yang memimpin Misa berdiri di depan pintu keluar,menunggu umat  untuk saling bersalaman.Tapi kali ini tampak Pastor yang usianya sekitar 80 tahun berdiri sambil menunggu umat menyalami, tapi satu persatu umat hanya mengangguk sambil terus berlalu. 

Maka ketika kami berdua datang dekat dan menyalami,maka tampak wajah Pastor yang sudah tua ini,ceria ,sambil memegang tangan saya dengan kedua belah tangannya,sambil berucap :"Have a blessing day my brother ",sambil menatap wajah kami ,sambil tersenyum tulus. Rasanya senang banget,bisa menyenangkan hati orang tua ini,walaupun hanya melalui sebuah salaman

catatan tambahan: terasa benar betapa besar pengaruh miss Corona ,Si Penebar maut ini,sehingga suasana di gereja juga mampu dipengaruhinya.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun