Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seakan Dunia Mau Kiamat? Aksi Borong Barang di Perth!

1 Maret 2020   12:00 Diperbarui: 1 Maret 2020   12:00 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepanikan Akan Tsunami Corona Melanda Perth

People in Perth have started stocking up on everyday items in preparation for doomsday-like conditions as fears about the spread of coronavirus soar.
Coles in Claremont was today packed with crowds grabbing bottled water, tinned food and toilet paper as if for a pre-cyclone stockpile.
Hand sanitiser sold out in the store days ago, with pharmacies saying more stock will arrive only after the long weekend.
(sumber :perthnow/7news.com)

Entah apa yang menjadi penyebabnya,tetiba saja ,kepanikan mulai melanda sebagian warga yang domilisi di ibu kota negara bagian Australia Barat.Seperti dilansir oleh Perthnow dan Daily mail.sejak kemarin terlihat aksi main borong barang barang kebutuhan sehari harian,seperti air minum dalam botol,makanan kaleng dan bahan bahan makanan lainnya, Hal ini disebabkan terjadinya kekhawatiran tentang penyebaran virus corona,bila terus menyebar,maka dapat terjadi seperti diberbagai negara,yakni toko toko ditutup dan warga dilarang keluar rumah.

Bahkan masih menurut sumber berita,bahan bahan sanitary habis terjual di toko dan di apotek.Begitu juga makanan kaleng dan kertas toilet,seakan akan dunia mau kiamat.Tentunya,istilah  "dunia mau kiamat "ini sekedar menggambarkan,betapa orang tampak panik dalam aksi borong barang, Padahal,kalau memang terjadi kiamat,masa iya orang masih ingat paper toilet Apakah mungkin kepanikan ini terpicu oleh berita yang tidak jelas,bahwa para ahli dari Amerika Serikat,memprediksi bahwa dalam kurun waktu satu tahun,virus corona ini dapat membunuh sekitar 65 juta orang ? (seperti dilansir oleh : https://electroverse.net/the-u-s-scientist-who-predicted-coronavirus-could-kill-65-million-people) Walaupun kemudian berita ini dibantah,tapi sudah terlanjut menciptakan gambaran mengerikan dalam pikiran  jutaan orang 

Cuplikan sebagian tulisan yang dilansir dari dailymail :"
Coronavirus panic buying at Coles sees shoppers clear the shelves of bottled water and canned food as pandemic fears grow Grocery stores are running out of stock as people panic buy extra supplies  Australians are concerned coronavirus could lead to shortage of food and water Hand sanitiser, toilet paper, bottled water and tinned foods are popular items (sumber: https://www.dailymail.co.uk/news/article dd 01.03.2020)

Mungkin Orang Indonesia Yang Paling Tenang

Mencoba menelusuri diberbagai sumber,tak terbaca bahwa di Indonesia juga telah terjadi aksi main borong segala macam bahan kebutuhan pokok.Tapi efek dari berita tentang aksi main borong ini ,secara psikologis memotivasi warga Australia Barat untuk ikut berbelanja .Dan  mulai  mengandai andai, sekiranya memang benar super market ditutup,terus mau makan apa? 

Nah,daripada menyesal dikemudian hari,maka kami juga ikutan berbelanja.Tapi yang dibeli pasti bukan tisu dan bahan sanitary semacam itu,melainkan beli air dan Indomie. Sebagai orang Indonesia, hidup semata mata dengan santapan pagi ,siang dan malam selama berbulan bulan? No,problem at all.Karena kami sudah pernah menjalani hidup lebih parah lagi selama bertahun tahun Tapi bagi orang Australia,mereka tidak mungkin mampu bertahan hidup ,hanya dengan apa adanya,karena sudah terbiasa hidup dengan segala perangkat yang serba lengkap. 

Inilah salah satu keuntungan orang Indonesia,yakni mampu bertahan hidup dengan apa adanya,sehingga rasa kuatir terhadap situasi apapun tidak separah bagi yang sudah terbiasa hidup serba lengkap.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun