Hidup Berbaur dengan Warga Lokal
Entah sudah berapa banyak teman-teman sesama orang Indonesia yang belum cukup sebulan tinggal di Australia sudah pingin pulang. Padahal yang namanya teman teman kami pasti bukan ABG, melainkan orang yang sudah berusia lebih dari dewasa yakni di atas 60 tahun.
Keluhan hampir senada yang kami dengarkan adalah "Bosan, tidak ada kegiatan apa-apa". Anak mantu dan cucu-cucu pagi-pagi sudah ke kantor dan ke sekolah dan baru pulang sore, bahkan malam hari. Nah, selama dari mereka pergi hingga menunggu anak mantu cucu, kembali, mau ke mana kami?
Mau naik bis tidak tahu rutenya dan juga kemampuan berbahasa Inggris yang terbatas. Walaupun disampaikan kepada saya maupun kepada istri saya dengan bahasa yang berbeda, tapi intinya adalah "pingin cepat cepat pulang kampung"
Jelas hal ini membuat anak mantu dan cucu-cucu mereka menjadi sedih karena belum cukup sebulan, Opa dan Oma sudah pingin buru-buru pulang. Padahal rasa kangen mereka belum terpuaskan. Dan entah kapan lagi bisa bertemu.
Walaupun diri kita hanyalah WNI biasa saja dan bukan bagian dari staf konsulat Indonesia, tapi sesungguhnya setiap orang Indonesia, suka atau tidak, membawa nama Indonesia dalam setiap tindakan yang dilakukannya di negeri orang.
Misalnya, naik kereta api tanpa tiket, ternyata tertangkap dan didenda. Terus minta maaf dengan alasan, "Sorry, saya baru datang dari Indonesia".
Bayangkan seisi gerbong mendengarkan bahwa orang Indonesia nyelonong naik kereta api tanpa tiket. Walaupun yang melakukan hanya satu dua orang, tapi nama Indonesia sudah tercoreng di hadapan sekian banyak orang.
Begitu juga bila kita datang dan tinggal dalam waktu yang cukup lama. Alangkah eloknya kita saling bertegur sapa dengan para tetangga. Kalau mau betah tinggal di negeri orang, tentu tidak bisa kita tinggal secara ekslusif dan mengisolasi diri dari warga setempat.
Bahasa Inggris masih compang camping bukanlah alasan sesungguhnya, karena pada umumnya orang Australia dapat memaklumi bila bahasa Inggris kita tidak selancar mereka berbicara. Yang penting mau membuka hati dan bergaul dengan warga setempat.Â