Dengan cara menjaga diri dan selalu melakukan komunikasi dua arah dengan baik,maka hubungan baik,akan awet hingga sama sama menua.
Kalaulah boleh saya tuliskan, bahwa setiap kali kami pulang ke kampung halaman, berebutan  keluarga dari pihak saya dan pihak istri yang mengajak kami makan bersama dan mengantakan apa saja sebagai tanda kecintaan mereka terhadap kami berdua.
Bahkan ketika kami ke Italia,kami tinggal di rumah adik istri saya Margaretha selama sebulan.
Begitu juga ketika kami berkunjung ke Belanda,kami tidak perlu tinggal di hotel,karena sudah dijemput keluarga istri saya.
Hal ini tentu saja tidak terjadi secara serta merta ,seperti memasak mie instant,melainkan melalui perjalanan panjang,yakni komunikasi dua arah yang berjalan dengan baik.
Hindari Kalimat :"Saya maunya begini atau begitu"
Dasar komunikasi yang baik adalah saling menghargai dan saling menghormati. Jangan pernah anggap karena diri kita yang paling tua atau  lebih kaya, lantas berbicara seperti tingkah seorang pejabat: "Saya maunya begini atau begitu", apalagi  mengatakan: "Saya tidak suka kalian begini"
Komunikasi yang tulus,tidak membutuhkan kata kata muluk ,cukup dengan bahasa sederhana,yang intinya menunjukan bahwa kita menghargai dan menghormati lawan biscara kita,tua atapun muda.
Merawat komunikasi merupakan jalan agar hubungan baik dengan kedua belah pihak akan mampu awet hingga kita sama sama menua.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H