Jangan Cari Kebahagiaan, Tapi Temukan Dalam Diri Kita
Banyak orang yang berusaha mencari kebahagiaan, hingga rela berguru sampai ke berbagai pelosok,demi untuk menemukan jalan menemukan kebahagiaan tapi ternyata tidak kunjung menemukannya.Â
Ada juga yang mencoba mencari sepotong  kebahagiaan dengan menikmati alunan  musik hingar bingar di Cafe ataupun di club club, tapi yang ditemukan hanyalah sepotong kegembiraan semu dan ketika tiba di rumah, kembali menjadi sosok pemurung.Â
Tidak mungkin kita menunggu hingga semua harapan dan impian kita tercapai,untuk temukan kebahagiaan. Karena samudra keinginan manusia terlalu luas untuk dapat dipenuhi.Â
Misalnya,sewaktu hidup melarat,orang berpikir dalam hati:"Alangkah bahagia seandainya nasib saya berubah dan saya dapat menafkahi keluarga dengan layak" Tetapi ketika suatu saat impian tersebut terpenuhi, kebahagiaan hanya sesaat,karena ada lagi tuntutan hati lainnya,yang membuat kebahagiaannya sirna.Â
Boleh jadi,sudah punya rumah,ingin mobil pribadi,ingin menyekolahkan anak disekolah terbaik dan seterusnya. Maka hingga rambut memutih dan gigi mulai rontok,orang tidak akan pernah menemukan kebahagiaan yang dicari .
Bersyukur Atas Apa Yang Sudah Dicapai
Kebahagiaan sesungguhnya ada dalam diri kita, tapi karena selama ini kita sibuk mencari dan mencari,hingga yang ada pada kita diabaikan. Benar,kita lupa bersyukur untuk apa yang ada pada kita, padahal dengan bersyukur maka kita sudah mulai menciptakan kebahagiaan dalam diri masing masing,walaupun masih banyak "maunya" kita yang belum terpenuhi.Â
Karena itu,tak sedikit orang kaya raya,wajahnya sama sekali tidak menunjukan rasa bahagia,karena masih terus ingin mencari kekayaan .Ibarat minum air laut, semakin diminum,semakin dilanda rasa haus.
Ada banyak hal yang patut disyukuri yang dapat menciptakan kebahagiaan dalam diri kita,ketimbang menjadikan hari hari kita penuh keluh kesah dan kemurungan.Â
Contohnya, kita terlahir dengan anggota tubuh yang lengkap. Mata yang bisa melihat keindahan dunia,telinga yang mampu mendengarkan musik dan kaki yang dapat membawa kita melangkah kemanapun kita ingin pergi. Kita lupa bahwa ada banyak orang yang hidup dalam keterbatasan,tapi mereka malah mampu bersyukur
Belajar dari Orang Difabel
Salah satu "guru" saya dalam hal bersyukur,adalah saat berkunjung ke panti anak anak difabel. Disana ada anak yang mengalami berbagai keterbatasan,seperti tidak bisa melihat, kaki dan tangan yang tidak sempurna dan seterusnya.
Tapi ketika mereka menyanyi: "Kami memuji kebesaranMu. Maha Besar lah Allahku" Saya sungguh tak kuasa menahan jatuhnya air mata, padahal saya bukan tipe manusia cengeng, Betapa anaka anak difabel ini telah mengajarkan kepada saya untuk tahu  menyukuri apa yang ada
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H