Suasana Sakral yang Tidak Dapat Dirasakan di Tempat Lain
Seperti yang sudah saya tulis, berkunjung ke berbagai rumah Ibadah, sungguh menghadirkan rasa yang berbeda dengan kunjungan ke lokasi wisata yang lainnya.
Beda yang mendasar adalah bila mengunjungi destinasi wisata,ada perasaan gembira dan syukur yang memenuhi hati, karena mendapatkan kesempatan untuk dapat menikmati beragam pemandangan indah. Baik pemandangan alam maupun hasil karya dari tangan tangan manusia.
Tetapi mengunjungi rumah Ibadah,yang dikenal dengan istilah "wisata religi" menghadirkan suasana damai dan teduh dalam hati kita Nah, kemarin saya sudah bagikan rangkuman kunjungan ke berbagai masjid di Indonesia dan di berbagai negeri,maka dalam tulisan ini, saya mencoba menghimpun sebagian dari kunjungan gereja ke gereja.
Gereja Katedral
Gereja Katedral Jakarta yang bernama Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890 Gereja itu pun sempat roboh.
Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Pro-vikaris, Carolus Wenneker.
Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J., Vikaris Apostolik Jakarta.Gedung ini termasuk dalam heritage building atau bangunan yang berada dalam pengawasan pemerintah .Bahkan beberapa tahun lalu, Pemerintah sudah membantu pemugaran Gereja ini.
Keterangan ini dapat dibaca di pintu masuk Gereja di bagian kanan bangunan Disana ada prasasti yang menjelaskan secara singkat,tentang sejarah berdirinya gereja Katedral
Gereja Reformed di Kemayoran
Bangunan ini atapnya mengambil bentuk kubah, yang berwarna biru mencolok, seperti tampak pada foto. Bangunan megah dengan atap mirip kubah berwarna biru ini diberi nama Gereja Reformed Injil Indonesia.
Di halaman utama dinding bangunan tertera sebuah tulisan ukuran besar “Solus Christus Soli Deo Gloria”. Di sebelah kirinya tertulis “Sola Scriptura Sola Gratia Sola fide”.
Sedangkan di depan pintu gerbang tertulis “Kasihi Allah Mu dan Kasihi Sesamamu”. Lokasinya tepat berseberangan dengan gedung Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat dan Gedung Kantor Pelayanan Pajak KPP Kemayoran.
Gereja Pandu ini, disebut juga Gereja Santa Perawan Maria Tujuh Kedukaan ,yang berada di bawah Keuskupan Bandung. Keuskupan adalah hirarki gereja, dimana seorang Uskup yang kalau di pemerintahan adalah setaraf dengan gubernur.
Yang membawahi beberapa paroki di wilayahnya. Gereja Santa Perawan Maria Tujuh Kedukaan ini, dikenal dengan nama Gereja Pandu, karena memang terletak di jalan Pandu nomor 4,Bandung.
Gereja Di Perth
Gereja di Kampung Halaman Paus Johannes Paulus I
Paus Yohanes Paulus I yang terlahir dengan nama Albino Luciani, dilahirkan disebuah desa di Dolomite,sebelah utara Venesia pada tanggal 17 Oktober 1912.
Menurut adik kami nama "Luciani" adalah nama suku dari Albino yang kelak namanya lebih dikenal dengan nama Yohanes Paulus 1. Albino meninggal dunia di Vatikan pada tanggal 28 September 1978 dalam usia yang masih relatif muda yakni 65 tahun.
Hal ini dapat dibaca pada buku riwayat hidup Paus ini yang tersedia di belakang gereja. Namun karena ditulis dalam bahasa Italia, maka adik kami Margaretha menerjemahkan secara singkat kepada saya.
Beda dengan gereja di Indonesia, yang hanya buka, bila ada acara ,.Ternyata disini gereja yang dibangun sejak awal abad ke 19 ini,buka terus, tanpa ada yang jaga.
Di Italia, semua yang berbau kuno, dilindungi dan dirawat dengan sangat baik.Bahkan bekas reruntuhan kastil yang hanya tinggal beberapa bagian saja, masih dijaga dengan baik. Maka tidak salah bila gereja kuno ini ,tampak gagah dan keren. Di salah satu ornament yang lekat di dinding, tertulis: ”didirikan pada tahun 1912”
Gereja Kuno Sacred Heart Parish yang Artistik di Perth
Suatu waktu,kami mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Gereja Sacred Heart Parish ,yang berlokasi di 64 St.Mary, Perth.
Pemandangan di lokasi ini tampak beda mencolok dibandingkan dengan pemandangan di pusat kota. Karena pepohonan yang sudah jarang ditemui di pusat kota, justru disini seolah dibiarkan gondrong dan tak dipangkas.
Dari kejauhan tampak barisan pohon pohon kiri dan kanan jalan membentuk sebuah terowongan. Yang menampilkan rasa adem dan nyaman.
Puluhan ribu manusia dari berbagai belahan dunia, tumpah ruah, bagaikan lautan manusia berbaris menuju ke pintu gerbang utama, Gereja Santu Petrus. T
ak ada penjagaan ekstra, seperti yang digembar gemborkan media. Hanya petugas biasa, yang melarang wanita dengan pakaian minim, untuk masuk kedalam gereja. Mereka diminta mengenakan jaket atau syal untuk menutupi tubuh yang terbuka, baru diijinkan masuk.
Mgr. Raimundo Cesare Bergamin, lahir di Piazzola sul Brenta, Italia, pada tanggal 28 Nopember 1910. Pertama kali tiba di kota Padang, pada tahun 1956 . Pada Januari 1962 dilantik sebagai Uskup di Padang.
Bertugas sebagai Uskup hingga 17 Maret 1983, karena mengundurkan diri. Kemudian masih ingin melanjutkan pengabdian dengan melayani umat sebagai pastor kepala di paroki kecil dikota Payahkumbuh.
Namun kesehatannya terus menurun dan hanya mampu bertahan selama lebih kurang 5 bulan. Dibawa pulang ke Italia oleh keluarganya.
Masih sempat melanjutkan pengabdiannya di kampung halamannya. Dan dipanggil Tuhan pada tanggal 14 Januari, 1991,dalam usia 80 tahun.Dimakamkan di gereja Kathedral Piazzola sul Brenta, yang merupakan kampung kelahirannya.
catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi
Tjiptadinata Effendi