Â
Banyak Menulis Tentang Masjid, Dikira Sudah Ganti Agama
Dapat nomor kontak sahabat lama ,sungguh sangat menyenangkan hati. Karena sudah puluhan tahun hubungan terputus,karena masing masing berpindah pindah tempat tinggal dan gonta ganti nomor Ponsel.Â
Ketika ponsel berdering tanda nada panggilan,saya lagi mengemudi kendaraan ,sehingga tidak mungkin saya menerima telepon. Bukan hanya akan di denda dan ponsel disita, tapi juga sangat berbahaya bagi kami dan pengguna jalan lain. Apalagi kendaraan sedang melaju dengan kecepatan tinggi di free way.Â
Maka seperti biasa, isteri saya langsung mewakili menjawab dan volume suara di open,agar saya bisa mendengarkan percakapan yang sedang berlangsung.
Terdengar suara ceria berbicara: "Hai bu Ros, masih ingat saya Henri dari Padang?" Dan setelah diam sejenak, isteri saya langsung menjawab: "Ya masih ingat, kan sahabat baik suami saya, masa bisa lupa?" Â
"Hmm maaf ya, apakah benar pak Effendi sudah ganti agama?" kata Henri melanjutkan. Dan karena pertanyaan senada sudah beberapa kali ada yang nanya, maka isteri saya tidak kaget dan menjawab: "Ya enggak lah". Percakapan selanjutnya, tentu tidak perlu ditulis disini. Intinya adalah karena mereka sering baca artikel tentang Masjid yang saya tulis, maka dikira saya sudah ganti agama.
Sejak dari kecil saya sangat senang berkunjung ke rumah rumah ibadah. Baik ke Gereja,ke Kelenteng, Wihara, Pura dan Masjid. Bukan karena sering gonta ganti agama, melainkan hanya kepuasan batin saja.
Karena bagi saya pribadi,setiap rumah ibadah memancarkan Aura Kasih Sayang yang menyejukkan hati, padahal sejujurnya, saya bukan tipe manusia yang agamis.Â
Nah, saya mencoba merangkum beberapa Masjid yang pernah kami kunjungi.Antara lain :