Sementara para tamu yang hadir mengantre untuk mengambil beberapa kuliner khas daerah Indonesia sepert lontong Medan dan es cendol. Ataupun, nasi dengan lauk pauknya.
Tampak bu Dewi berjalan dari tenda ke tenda untuk menyalami para tamu yang hadir. Agaknya cara dan gaya kepemimpinan inilah yang menyebabkan nama Dewi Gustina Tobing sebagai Konsul Jenderal RI di Perth sangat akrab bagi warga Indonesia yang domisili di Perth.
Besar kemungkinan, kuncinya adalah karena Ibu Dewi tidak menciptakan jarak antara dirinya sebagi pejabat dan warga Indonesia yang tinggal di Australia Barat.
Cara berbicara dan tutur katanya pun penuh yang simpati. Itu jugalah yang, mungkin, menyebabkan orang Indonesia mau datang dari jauh-jauh untuk ikut merayakan Natal bersama di Wisma Indonesia.
Sebagai contoh, saya harus mengemudikan kendaraan selama hampir satu jam perjalanan dari kediaman kami di Burns Beach, agar bisa berkumpul bersama dengan sesama orang Indonesia pada kesempatan Open House Perayaan Natal Bersama di Wisma Indonesia ini.Â
Pemimpin Yang Baik ,Menjadi Contoh Bagi Seluruh Staff
Sedang menikmati Lontong Medan, satu mangkuk penuh, tiba-tiba tampak seorang wanita cantik melambai lambaikan tangan ke arah kami dan kemudian melangkah menuju ke tenda dimana kami duduk.
Rupanya, ia adalah Bu Farida, istri Pak Martin, yang keduanya adalah staff di Konsulat Jenderal RI di Perth.
Kalau ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya agaknya tidak berlebihan bila dijadikan kilas balik, bahwa contoh teladan yang diberikan oleh seorang pimpinan akan diikuti oleh stafnya.Â