Walaupun Sudah Tujuh Tahun BerusahaÂ
Menulis itu mudah, semudah membalik telapak tangan. Dalam sehari bisa menulis beberapa artikel sama sekali tidak ada masalah. Ide berserakan dimana mana. Sambil duduk menyeruput secangkir cappucino hangat yang disediakan istri tercinta,sudah ada satu ide yakni "Cinta Dalam Secangkir Cappucino" Atau "Reaksi Minum Kopi Ternyata Beda Bagi Setiap Orang" Atau sambil duduk mendengarkan lagu "Kampuang Nan Jauah Dimato", sudah ada ide untuk menulis tentang kenangan indah akan kampung halaman. Dan seterusnya.Â
Bagian yang paling sulit dalam menulis adalah memilih antara "menulis sesuai passion atau menulis apa yang lagi trending?" Dan yang paling rumit adalah menemukan, "The Secret of Selera Pembaca". Buktinya, sudah tujuh tahun mencoba mempelajari dari berbagai sudut apa sih rahasia sesungguhnya agar tulisan kita dibaca oleh orang banyak?
Ada tulisan yang sudah dipersiapkan "mati matian" dan mencari referensi sana sini, ternyata hanya dibaca oleh beberapa puluh orang saja. Bahkan terkadang hanya mendapatkan predikat "Hanya Lewat". Tapi, sebaliknya,ada tulisan yang diketik sambil  merem melek karena bangun terlalu pagi dan belum sempat diedit, jari tangan keseleo memencet tombol "tayang". Kemudian karena mata masih sangat mengantuk, akhirnya ditinggal pergi dan kembali ketempat tidur. Ketika bangun, tahu-tahu yang baca sudah ratusan orang.Â
Tulisan Recehan Bisa Dibaca 190.000 Orang
Salah satu contoh adalah tulisan saya yang berjudul "Cara Mudah Membuat Alat Pemotong Kaca", yang secara tidak terduga dibaca dalam jumlah yang fantastis, setidaknya bagi saya pribadi, yakni lebih dari 190 ribu pembaca. Untuk membuktikan bahwa hal ini bukan khayalan, silakan di klik.
Tulisan yang Isinya Curhat Menjadi Viral
Pengalaman lain adalah tulisan saya yang intinya hanyalah curhat karena merasa diperas oleh Tukang Parkir Liar di Tanah Abang ternyata bisa menjadi viral dan diliput oleh Kompas.com, Liputan6.com serta beberapa media arus utama, misalnya:
Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok cuti sebagai gubernur DKI Jakarta sejak 28 Oktober 2016, untuk kampanye Pilkada DKI 2017. Namun belum genap sebulan, dampak ketidakhadirannya mulai dirasakan warga.
Warga DKI bernama Tjiptadinata Effendi menulis kegalauannya itu dalam sebuah forum pada Kamis 10 November 2016. Dia mengeluhkan tarif parkir mobil yang fantastis di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia diminta juru parkir membayar Rp 20 ribu hingga menjadi viral di media sosial.
Penelusuran Liputan6.com melalui laman chirpstory.com, Sabtu (12/11/2016), ada 1.262 yang mengomentari keluhan kesah Effendi yang berjudul 'Parkir Liar Bertarif Mencekik Marak Lagi di Tanah Abang, Apa Karena Ditinggal Cuti Ahok?'
Tidak Akan Berhenti Berusaha
Walaupun hingga kini masih belum mampu mengungkapkan mister, tentang bagaimana caranya agar tulisan kita bisa sesuai selera Admin dan sekaligus sesuai selera Pembaca, tapi saya tidak akan berhenti berusaha. Walaupun jumlah pembaca tulisan saya menurun drastis, tapi saya akan terus berusaha mengungkapkan rahasia ini dengan terus menulis.
Terkadang ada suara godaan dalam hati "Jangan jangan  Penulis Old Crack semacam saya ini sudah harus tahu diri dan berhenti menuli karena essensial tulisan hanya berkisar dari itu dan itu, yakni lagi lagi berbagi pengalaman. Padahal pengalaman yang dibagikan, sama sekali tidak ada hal hal yang bersifat spektakuler. Tapi syukurlah, hingga saat ini saya belum termakan godaan tersebut sehingga masih terus menulis.
Mungkin, pengalaman saya ini dialami juga oleh para Penulis lainnya?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H