Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bebas dari Kebencian adalah Kemerdekaan Sejati

3 Desember 2019   05:30 Diperbarui: 3 Desember 2019   05:34 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yakni dengan selalu mawas diri, menjaga sikap dan perilaku ,serta tutur kata yang ditampilkan dalam berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk maupun  yang dikedepankan dalam tulisan .

Hal ini menunjukkan  sejauh mana kesungguhan hati kita untuk ikut berperan mencegah terjadinya sara.Karena sebuah contoh nyata,jauh lebih bernilai dari seribu khotbah . 

Seribu Sahabat Terlalu Sedikit,Seorang Musuh Sudah Terlalu Banyak

Quote diatas terkesan sudah usang dan basi.Mungkin karena sejak jaman jadul dulu sudah terlalu sering diucapkan ,sehingga seakan maknanya sudah meluntur tergerus perjalanan waktu.Padahal sesungguhnya ,tetap uptodate untuk dijadikan filosofi hidup sepanjang masa. 

Dengan hati yang terbebas dari iri hati dan kebencian,maka dengan mudah kita bisa bergaul dengan siapa saja dan menjalin hubungan persahabatan 

Diterima dengan tangan dan hati yang terbuka di manapun kita berada,sungguh merupakan harta tak ternilai. Setidaknya hal ini kami rasakan,selama lebih dari sepuluh tahun berkelana berkunjung ke lebih dari 150 kota,dari Sabang hingga ke Merauke.

Menjadi sahabat semua orang,tanpa membedakan suku ,budaya dan agama. Kata kuncinya hanya satu,yakni >"membebaskan hati dari rasa iri dan kebencian"

Sebuah renungan di pagi cerah ini,

New South Wales, 3 Desember, 2019

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun