Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Impian Kita Jadi Nyata

22 November 2019   04:20 Diperbarui: 22 November 2019   04:20 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Quotefancy

Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan

Impian adalah sesuatu yang kita harapkan, yang menurut logika adalah mustahil. Apa yang bisa dirancang dengan pendapatan kita per bulannya, bukan sebuah impian, melainkan sebuah rencana. 

Impian adalah keinginan yang ingin kita capai, yang bila diukur dengan logika dan matematika adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Sebelum berlanjut tentang langkah langkah apa yang harus dilakukan untuk meraih impian, maka perlu dipahami terlebih dulu tentang arti dan makna sebuah impian. Bermimpi disini tentu saja tidak dimaksudkan dengan mimpi sewaktu kita tidur. Melainkan sebuah harapan yang ingin kita capai di dalam perjalanan hidup.

Sebagai contoh pengalaman hidup saya, ketika hidup kami sendiri masih morat-marit sehingga tidak jarang untuk makan saja harus berhutang, tapi kami berani bermimpi, bahwa suatu waktu anak-anak kami yang kelak akan lahir, akan kami sekolahkan di luar negeri. 

Hal ini jelas tidak sejalan dengan ilmu matematika. Karena atas dasar apa, kami berani berharap dan bermimpi, bahwa kami akan mampu menyekolahkan anak-anak ke luar negeri?

Justru inilah kata kuncinya. Karena bilamana orang yang mematok hidupnya hanya sebatas logika saja, maka hidupnya pun takkan pernah melampaui akan apa yang dapat dihitungnya dengan matematika. Tipe orang orang yang mengandalkan logika semata, cukup banyak kita temui di sekeliling kita. 

Langkah Awal

Ada the wisdom words mengatakan :"Dare to dream. Believe it  and do it and then you'll get it" Beranilah untuk bermimpi. Yakinkan diri tentang mimpi kita , kejarlah dan mimpi itu akan jadi sebuah kenyataan. Sebuah kalimat yang sangat menyenangkan untuk diucapkan dan membesarkan hati bagi yang mendengarkan. Namun mengatakan sesuatu ,sangat mudah,yang sulit adalah mengerjakannya

Karena antara sebuah impian sehingga jadi kenyataan ,ada jarak dan waktu yang perlu dilalui.,Bisa jadi jangka waktu pendek,tapi tidak tertutup kemungkinan butuh waktu bertahun tahun.  Bahkan tidak jarang menghadapi jalan licin dan terjal,serta jurang yang dalam. Yang bilamana tidak hati hati ,bisa menyebabkan orang terjerumus. Antara sebuah impian dan kenyataan ,terdapat dua hal penting,yakni :"sukses atau gagal" Disinilah sikap mental dan keteguhan hati kita diuji,apakah kita lulus atau tidak?

Impian yang kecil tidak cukup kuat untuk membuat kita bergairah untuk meraihnya. Jadi berani untuk bermimpi besar adalah suatu harga mati, bagi yang ingin mencapai perubahan yang cukup signifikan dalam hidupnya. Tanpa hal ini, maka hidup akan menjadi monoton dan membosankan.

Kesimpulan:

  • mulailah dengan mengubah sikap mental
  • beranilah bermimpi besar
  • fokus dan tidak membias
  • berdoa ,kerja keras dan cermat
  • pahami bahwa kegagalan adalah jembatan menuju kesuksesan
  • tidak berani hadapi kegagalan,jangan berharap  akan pernah dapat meraih impian

Catatan Tambahan:

Bukan untuk pamer pencapaian,tapi hanya untuk memberikan gambaran. Bagaimana orang yang pernah hidup selama tujuh tahun dalam kemelaratan,hingga untuk biaya berobat anak ,harus menjual cincin kawin dan untuk makan siang, sering harus menebalkan kulit muka untuk berhutang, kami akhirnya dapat mewujudkan impian demi impian kami.Antara lain, membiayai ketiga anak kami studi di Amerika Serikat.mengunjungi 5 benua dan mengunjungi  the seven wonders of the world

The choice is yours and your choice is your life. Pilihan ada di tangan kita masing masing. Jalan mana yang akan kita pilih,kelak akan menjadi hidup kita .

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun