50 Tahun Yang Lalu
Sebelum menetapkan tanggal pernikahan, kami menghadap Pastor Kepala Paroki dan menjelaskan bahwa kami berdua merencanakan untuk menikah dalam waktu dekat. Karena kami berdua, termasuk aktivis di Paroki Katedral di Padang,maka kami kenal dengan baik semua Pastor.Â
Bahkan cukup dekat dengan Uskup, yang pada waktu itu adalah Mgr.Bergamin. Karena saya pernah menjabat sebagai Ketua Curia Regina Victoria, untuk Sumbar Riau dan calon istri saya adalah anggota aktif dari organisasi sosial ini, maka tidak diminta lagi untuk memperlihatkan Surat Permandian,untuk memastikan bahwa kami berdua memang beragama Katolik.Â
"Andreas dan Helena,apakah anda berdua siap untuk datang 3 kali dalam seminggu untuk mengikuti Kursus Persiapan Pernikahan ini?" Tanya Pastor.
"Siap Pastor," jawab kami berdua hampir serempak. Baik, kita mulai jam 7.00 malam dan selesai sekitar jam 8.30, bagaimana?"Â
"Siap Pastor," jawab kami berdua serempak, walaupun tidak ada yang memberikan komando.
Sejak saat itu, dalam seminggu saya datang dengan sepeda onthel menjemput calon istri saya yang tinggal di Jalan Prof. M. Yamin SH. no,122 Padang. Dari sini, dengan membonceng Helena, saya mengayuh sepeda yang menggunakan rem torpedo menuju ke Pastoran.Â
Kami tidak perlu lagi berbasa-basi karena sudah lama kenal jadi langsung ke ruang tamu. Di sana sudah menunggu Pastor M. Sgalia yang mempersilakan kami berdua duduk.
Tanpa membuang waktu, Pastor langsung mulai. "Andreas, apakah yakin bahwa anda sungguh sungguh mencintai Helena dengan sepenuh hati?"
"Yakin Pastor," jawab saya.
Kemudian Pastor menoleh ke arah Helena dan menyampaikan pertanyaan yang sama, "Helena, apakah anda yakin mencintai Andreas?"
"Ya saya yakin Pastor." jawab Helena.