Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merindukan Gunting Rambut di DPR (Bukan Humor)

14 November 2019   18:20 Diperbarui: 14 November 2019   19:04 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena di DPR Bisa Berdamai

Siang tadi  saya dan istri ke I.G.A, salah atau supermarket mini yang lokasinya hanya sekitar 5 menit berkendara dari kediaman kami di Burns Beach. Tujuan utama adalah untuk membeli buah Alpukat, karena istri saya mau mempersiapkan masakan Nachos untuk makan malam agar jangan melulu nasi rendang atau nasi dendeng balado.

Hari ini, harga buah Alpukat lumayan murah,karena lagi obral, yakni 5 dolar untuk dua buah. Kalau biasanya, harga satu buah Alpukat berkisar antara 4 -5 dolar atau senilai 50 ribu rupiah persatu buah.

Kami cuma beli dua buah  dan kemudian beli ketimun, satu buah seharga 1 dolar, yakni sekitar 10 ribu rupiah, kemudian kami melangkah meninggalkan mini market ini karena bahan mentah lainnya, seperti keju, biji kacang dalam kaleng serta keripik Nachos sudah ada dirumah. 

Sementara melangkah keluar, mata saya melirik ke Barber Shop atau Tukang Gunting Rambut. Maka iseng saya jepret dengan camera Ponsel, terbaca biaya gunting rambut ,untuk warga Senior adalah 26 dollar atau senilai Rp 260.000.

Jadi Kangen Gunting Rambut di DPR di Kampung Halaman Saya

Saya pernah membaca sebuah tulisan tentang bercukur di DPR di Kompas.com. Tapi sudah lupa judulnya dan tidak berani ngarang judul, karena bisa dikenakan pasal "melanggar hak cipta". 

Jadi ingat, tempo dulu, rata rata warga Padang, yang hidupnya pas-pasan atau di bawah standar, kalau mau menggunting rambut, lebih memilih di DPR atau (D)i Bawah (P)ohon (R)indang karena di sana kita bisa bernegosiasi, sambil berbisik-bisik.  Dan hasil negosiasi atau diplomasi ala kampung, belum pernah gagal.

Karena ini merupakan pengalaman pribadi, sewaktu masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi, maka semuanya masih terbayang sangat jelas,seakan baru kejadian kemarin. 

Saya datang ke DPR dan duduk manis. Kemudian berbisik bisik dengan Ajo Mansyur yang akan mengerjakan segala sesuatu bagi saya." Maaf Ajo. pitieh ambo indak cukuik,baa tuh? " Dan  tanpa perlu berdebat panjang lebar. 

Ajo Mansyur dengan ramah mengatakan, "Duduklah ,indak baa do.kasado alanyo bisa diatur" (terjemahan:" Maaf, Ajo uang saya tidak cukup, bagaimana? dan Ajo menjawab, "Tidak masalah, semuanya bisa diatur duduklah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun