Setelah :"turun gunung" ,semua harus dilakukan sendiri. Angkat tas atau  koper sendiri dan tidak ada staf yang dapat diperintah untuk melakukan ini dan itu.Bahkan ketika berkunjung ke kota lain,tak ada lagi jemputan dan undangan makan siang,semua harus dilakukan sendiri. Bagi yang tidak siap secara mental,akan mengalami :"Post Power syndrome " . Kondisi ini,tidak hanya dapat menimpa para mantan pejabat,tapi juga orang orang yang biasa menjadi :"orang penting" dalam pekerjaannya,kini merasa bahwa dirinya sudah tidak lagi dibutuhkan.
Perlu Persiapan Mental Sedini Mungkin
Untuk menjaga,agar jangan sampai diri kita mengalami :"post power syndrome" ini,perlu persiapan mental sedini mungkin.Yakni dengan menamakan dalam diri kita,bahwa suatu waktu,semua orang harus turun panggung. Membiasakan diri untuk bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat,agar ketika tiba waktunya turun,kita tidak lagi gamangÂ
Catatan tambahan
Saya bukan pejabat,tapi pernah memimpin sebuah organisasi sosial ,yang anggotanya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat.Dari mulai kernet mobil,hingga para pejabat. Dalam perjalanan berkeliling Indonesia,selalu ditunggu dan dijemput di Bandara dengan ucapan :"Selamat datang Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina" Dijamu oleh Wali kota,ditunggu oleh Bupati , diundang Sultan,bahkan makan malam bersama jenderal dan menteri.Tapi setelah turun panggung, semua hal yang disebutkan,hanyalah tinggal kenangan manis masa lalu. Tapi karena sudah mempersiapkan diri sejak awal,maka saya tidak gamang,ketika hidup tanpa tepuk tangan lagi dan tiba di bandara tidak ada siapa siapa yang menjemput.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H