Tapi Tetap Rendah Hati
Walaupun sukses dalam aneka ragam pertandingan, remaja yang bernama Stephen yang dikenal juga  dengan nama Asung, tetap tidak melupakan bahwa keberhasilan yang diraihnya, bukan semata mata hasil kerja keras dan usahanya, melainkan  karena didikan orang tuanya, khusus didikan ayahnya, Terlahir dari ayah yang bernama Hiu Tjhie Liong dan ibu bernama Monita Karli
Sejak usia 6 tahun, sudah dilatih renang oleh ayahnya. Bahkan setelah mahir berenang, ia diajarin bermain kayak. Tak terbayangkan, bagaimana melatih anak anak, yang seumurnya, biasa seumuran ini, masih dikelonin oleh orang tua, sudah mengenal latihan yang orang dewasa saja tidak mudah melakukannya Bahkan tidak hanya sekedar bisa ala kadarnya, malahan menjadi piawai di bidang ini. Termasuk yang menurut Stephen adalah bermain kayak dengan istilah: "Eskimo Droll" dan " Hand Droll"yang saya sendiri tidak paham. Karena pernah saya coba naik kayak ketika camping bersama teman-teman, begitu mulai mendayung, kayaknya oleng dan terbalik.
Sejak saat itu,saya kapok naik kayak.
Usia 8 Tahun Sudah Jadi Atlet Windsurfing di Jakarta
Stephen mengaku bahwa hobi ini sungguh merasuki hatinya, sehingga sehari saja tidak melakukannya, terasa seakan ada yang kurang.
Masih menurut Stephen, dalam usia yang masih kanak-kanak, ia sudah berlatih techno 293, yaitu dengan layar yang besarnya 7,8 M. Dan luar biasanya, bukan hanya sekedar hobi, tapi menjuarai beberapa pertandingan Wind Surfing atau Selancar angin ini.
Namun saking puluhan Trophy berhasil diraih dalam berbagai cabang olahraga, Stephen tidak ingat lagi dengan persis, cabang mana saja yang sudah dijuarainya. Tapi karena cabang olahraga Windsurfing ini kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah, maka sejak usia 14 tahun, Stephen meninggalkan hobi ini dan fokus berlatih di Klub Tunas Harapan