Memanjakan Secara Berlebihan
Setiap orang yang waras, tentu saja sangat menyayangi anak-anak mereka tanpa membedakan kaya ataupun miskin. Salah satu cara yang dikedepankan untuk menunjukan rasa sayang adalah memanjakan anak anak dengan cara dan gaya tersendiri. Bagi yang hidupnya pas pasan, mungkin cara memanjakan anak adalah dengan bermain bersama anak anak atau membawa mereka jalan-jalan ke taman umum.
Sedangkan bagi keluarga yang memiliki kehidupan yang mapan, memanjakan anak-anak mereka dengan membelikan mainan elektronik yang mahal dan membawa anak-anak jalan ke tempat wisata terkenal. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang  wajar. Karena kalau bukan orang tua yang memanjakan anak anak mereka siapa lagi?Â
Kebablasan
Sayangnya tidak sedikit yang begitu menyayangi anak-anak mereka hingga kebablasan, Bayangkan anak sudah duduk dibangku sekolah SD. Mau pakai sepatu sendiri harus tunggu Pembantu yang mengerjakan. Dengan gaya ngeboss duduk di kursi dan kakinya diangkat.Â
Pembantu yang dengan sabar berjongkok di hadapan anak mengenakan kaus kaki dan sepatunya. Bahkan ketika mau naik mobil tas sekolahnya juga harus menunggu diangkat oleh si Mbak. Herannya orangtua menganggap hal ini adalah hal yang wajar wajar saja. Mungkin karena merasa untuk itulah si mbak digaji.Â
Manja Ketika Usia Kanak-Kanak, Menderita Ketika DewasaÂ
Bagi anak anak yang orang tuanya hidup berkecukupan,maka masa kanak-kanak adalah masa yang paling indah. Mau mandi semua kelengkapan untuk mandi sudah disiapkan oleh pembantu. Mau sarapan tinggal duduk, karena  di meja makan sudah tersedia semuanya. Selesai makan piring dan gelas ditinggal tergeletak di meja, Karena ada mbak yang akan membereskan.Â
Tidak ada beban hidup yang harus dipikirin, apalagi ikut memikul beban. Yang ada dalam pikiran mereka adalah bangun, makan, sekolah, bermain dan tidur.
Pokoknya semuanya sudah tersedia, hanya tinggal menikmati saja. Ke sekolah diantarkan dan pulang sekolah dijemput. Alangkah nikmatnya bisa dapat merasakan hidup seperti itu.
Ketika tiba saatnya harus hidup mandiri maka anak anak yang dimanja secara kebablasan menjadi sosok yang gamang, karena tiba-tiba harus melakukan semuanya sendiri. Menyebabkan ia akan bertingkah laku serba canggung dan terasa aneh diantara teman teman sebaya.
Ijazah sarjana yang ada di tangan, tak lebih berharga dari hanya selembar kertas karena tidak disertai dengan kepribadian yang mantap. Mereka baru sadar bahwa tidak semua hal dapat diselesaikan dengan uang. Maka sosok seperti ini akan menambah angka sarjana pengangguran.
Mencegah Sedini Mungkin
Segala sesuatu yang bersifat berlebihan selalu akan ada dampak negatifnya. Maksud baik, harus disertai dengan pertimbangan akal budi. Bahwa memanjakan anak anak secara kebablasan, akan menjerumuskan mereka menjadi manusia yang gamang menghadapi hidup.
Alangkah bijaknya, bila  sebagai orang tua atau calon orang tua sejak sedini mungkin mempersiapkan mental anak anak kita agar kelak mampu mengatasi kerasnya kehidupan.
Cucu cucu kami, sejak di SMA sudah  kerja paruh waktu.Begitu juga ketika mereka masih kuliah. Bukan alasan, bahwa kesibukan kuliah menyebabkan mereka tidak punya waktu untuk kerja paruh waktu, Buktinya cucu kami Dea Karina Putri sejak SMA kerja paruh waktu dan sewaktu masih kuliah juga kerja.
Beberapa bulan lalu dalam usia 23 tahun lulus Master of degree dan langsung dapat pekerjaan. Begitu juga cucu kami Alex yang dapat bea siswa melanjutkan studi di Jepang, juga kerja paruh waktu di restoran tapi bisa lulus dengan angka yang baik.
Catatan: Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud merecoki cara orang mengurus rumah tangga, melainkan sekedar mengingatkan agar jangan sampai penyesalan terlambat tiba.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H