Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mempromosikan Batik, Cukupkah Hanya Sekali Setahun?

2 Oktober 2019   17:43 Diperbarui: 2 Oktober 2019   18:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi: kiriman thamrin sonatha

Dengan Memakai Batik dalam Acara Seremonial?
Pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO yaitu Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. 

UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia (wikipedia.org)

di italia pakai batik/dokpri
di italia pakai batik/dokpri
Seperti kata peribahasa: "Bila ingin mengubah dunia,maka mulailah terlebih dulu dengan diri sendiri."

Begitu juga, bila sebagai salah seorang warga Indonesia, bila kita ingin ikut berperan serta menghargai dan mensosialisasikan batik, maka cara paling efektif adalah dengan memakai batik dalam setiap kesempatan yang ada. Karena tentu tidak di semua kegiatan kita serasi mengenakan pakaian batik. Misalnya ketika berolahraga, tentu saja mengenakan pakaian olahraga. Akan tetapi dalam menghadiri undangan, baik undangan yang bersifat formal maupun undangan dari sahabat atau kerabat, mengapa kita tidak memakai batik?

ket. foto: hadiri undangan makan siang di istana, juga pakai batik/dok. isjet
ket. foto: hadiri undangan makan siang di istana, juga pakai batik/dok. isjet
Hadiah bagi Teman-teman Kami di Australia Hanya Satu jenis, Yakni "Batik"
Setiap kali pulang ke Indonesia, maka satu hal yang tidak pernah lupa kami kunjungi adalah Tanah Abang. 

Untuk memborong Batik aneka ukuran dan warna. Apakah untuk dijual di Australia? Bukan, tapi kami berikan sebagai oleh-oleh dari Indonesia. 

Batik yang dibeli di Tanah Abang dengan harga sekitar 100 ribu rupiah perlembar, bagi orang Australia merupakan hadiah yang luar biasa. Karena harga batik di sini paling murah 50 dollar.

ke panti asuhan pakai batik/dokpri
ke panti asuhan pakai batik/dokpri

Secara pribadi, 90 persen dari jumlah pakaian saya adalah Batik. Yang bukan batik, bukan saya beli tapi dikasih oleh anak cucu dan teman teman.

Saya memakai batik sejak hidup kami berubah, yakni sekitar 40 tahun lalu dan terus memakai batik hingga saat ini. Baik dalam menghadiri pertemuan dengan komunitas sesama orang Indonesia maupun pertemuan dengan warga lokal. Hanya pada musim dingin batik yang saya pakai terpaksa ditutupi dengan jaket, karena pakaian terlalu tipis untuk menahan dinginnya udara di luar.

dokumentasi: kiriman thamrin sonatha
dokumentasi: kiriman thamrin sonatha
Saya Tidak Pernah Menulis tentang Batik. Tapi Saya Memakai Batik Hampir Setiap Hari
Sejujurnya, saya sama sekali tidak paham seluk beluk batik karena itu tidak pede untuk menulis hal-hal yang sehubungan dengan batik.

Tetapi dengan cara dan gaya sendiri, saya ikut mempromosikan batik di Australia dan di negeri manapun kami kunjungi dengan memakai batik dan membawa oleh oleh pakaian batik.

Setidaknya secara pribadi, saya sudah ikut berperan serta mensosialisasikan batik selama lebih kurang limapuluh tahun.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun