Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keberadaan Internet Berkah atau Kutukan?

29 September 2019   18:17 Diperbarui: 29 September 2019   18:24 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu Tergantung Kepada Diri Kita Masing Masing

Siang tadi saya dan istri berbelanja di Spudshed Supermarket di Joondalu yang baru saja dibuka minggu lalu. Selama ini,kami terpaksa berkendara lumayan jauh untuk ke Spudshed di Morley ,yang memakan waktu sekitar 40 menit berkendara,karena harga barang di sana jauh lebih murah dibandingkan berbelanja di Mall. 

Tapi sejak dibukanya Spudshed di daerah Joondalup, kami hanya butuh waktu sekitar 10 menit berkendara. Dengan catatan, harga barang barang persis sama dengan di Spudshed di Morley.

Seperti biasa,orang Indonesia, akan memilih tempat yang lebih murah untuk berbelanja,walaupun tempatnya tidak seindah dan senyaman berbelanja di Mall. 

Nah, kalau ingin ketemu sesama orang Indonesia, selain dari acara 17 Agustusan ,adalah dengan berbelanja di Asean Shop atau di tempat sejenis Spudshed ini. Selain dari orang Indonesia,yang banyak berbelanja di sini adalah orang yang berasal dari Asia 

Ketemu Sesama Orang Indonesia ,Langsung Akrab

Siang ini,kami ketemu dengan seorang wanita muda ,sebut saja namanya Rini. Yang ternyata adalah "silent reader " di Kompasiana. Maka dalam hitungan detik,sudah langsung akrab dan terlibat pembicaraan intensif. Sambil terus mengelilingi lokasi Spudshed untuk berbelanja keperluan dapur. 

Rini berkata :" Setiap hari sehabis tugas di dapur ,saya sering membaca tulisan Om Tjip,yang menurut saya ,kaya dengan pengalaman hidup. Tapi saya heran,Om masih ada waktu untuk menemani tante berbelanja ya . 

Kalau suami saya,sejak sibuk main internetan, kehidupan rumah tangga kami menjadi tawar. Hari Minggu ,biasanya kami keluar rumah bersama anak anak ,untuk refreshing. 

Tapi sejak setahun ini, hampir tidak pernah lagi,karena suami sibuk main internetan . Kalau anak anak kami ,dengan bangga memperlihatkan hasil ulangan di sekolah bagus, suami hanya mengatakan :"O ya bagus ya,"tanpa sama sekali menengok kearah anak. Kalau sudah begini,anak anak lari ke kamar dan menangis.

Ternyata nasib tetangga saya sama saja Om.suaminya juga gila internet. Tolong Om Tjip,ditulis di Kompasiana,siapa tahu bisa menyadarkan  orang orang yang sudah bagaikan orang kesurupan internet. Tapi jangan sebut nama asli saya ya Om. Tolong ya Om ,tante,kasihan anak anak ,kehilangan ayah mereka,padahal ayah mereka masih hidup dan segar bugar. Bagi kami,internet adalah sebuah kutukan bagi keluarga" Saya  tidak tega menolak,maka saya jawab:"Baik bu "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun