Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Terpuruk Membuat Kita Salah Tingkah, Mengapa?

20 September 2019   19:06 Diperbarui: 20 September 2019   19:25 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: the awesome quotes

Tidak Diundang Sedih,Dapat Undangan Juga Sedih

Bagi yang pernah merasakan hidup dalam keterpurukan,mungkin pernah merasakan kita menjadi salah tingkah. Salah  satu contoh sederhana,ketika ada resepsi salah satu anak kerabat atau sahabat kita yang menikah,bila kita tidak diundang,alangkah sedihnya hati kita. 

Terasa benar,mentang mentang kita miskin, orang merasa tidak perlu mengundang kita,karena kehadiran kita ,dengan penampilan seadanya, bisa menyebabkan "tercemarnya " pesta yang diselenggarakan di restoran mewah atau di hotel berbintang.  

Bahkan tidak jarang,keluarga dekat kita "lupa" mengundang kita dan ketika usai pesta bertemu kita,terus pura pura memarahi diri kita :" Koq anda tidak datang dalam pesta pernikahan anak saya?"  

Padahal sebelumnya,kita sudah menanyakan kepada orang yang membagi Surat Undangan,apakah ada undangan untuk kita? Tapi setelah diperiksa,ternyata dalam daftar nama undangan,nama kita tidak tertera.

Dapat Undangan Malah Bingung

Setelah bertahun tahun,tidak pernah sekali jua Surat Undangan singgah ke gubuk kami,tiba tiba ada yang mengantarkan undangan ,karena yang akan menikah adalah anak sahabat baik semasa masih di sekolah .Lama di Jakarta dan karena dapat calon menantu orang Padang, resepsi pernikahan di selenggarakan  disalah satu hotel berbintang di kota Padang.

Pada awalnya, mendapatkan undangan tersebut ,rasanya suasana hati melambung tinggi kelangit ketujuh. Maklum sudah bertahun tahun,tidak ada undangan resepsi pernikahan,tidak ada undangan pesta ulang tahun. Yang ada hanyalah undangan Rapat RT/RW untuk gotong royong membersihkan selokan .

Dengan hati yang berbunga bunga ,mengalahkan kebun bunga dimanapun, dengan penuh suka cita saya tunjukan Undangan tersebut kepada istri saya, Tapi istri saya terdiam dan kemudian berkata perlahan lahan :"Sayang, kita sudah tidak punya pakaian yang pantas untuk ke resepsi pernikahan ,apalagi diadakan di hotel berbintang. 

Semua pakaian kita yang layak pakai, sudah lama kita jual ke tukang loak.ketika anak kita sakit dan tidak ada uang.Terus ,mau beli kado,kita dapat uang dari mana? "

Bagaikan Layangan Putus

Mendengar ini,saya baru sadar diri.Benar apa yang dikatakan istri saya. Kami berdua sudah tidak punya lagi pakaian yang layak dipakai untuk ke pesta pernikahan .Juga tidak mungkin kami datang dengan tangan kosong. Suasana hati yang tadi meluap luap. tiba tiba bagaikan layangan putus,yang melayang kesana kemari ,dilanda dahsyatnya perasaan sedih.

Mengapa Kisah Ini Dibagikan Disini?

Tentu bukan untuk menarik simpati ,melainkan sekedar sebagai sebuah masukan,bahwa hidup dalam kemiskinan sangat tidak nyaman dan menjadikan kita salah tingkah Kesalahan yang saya lakukan adalah terlalu menggebu gebu ingin meraih sukses.

Lalu memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengganti profesi menjadi Pedagang antar kota.Tapi karena hanya bermodalkan tekad dan kenekatan,tanpa perhitungan yang matang,maka dalam waktu kurang dari enam bulan,terus merugi ,hingga modal ludas dan utang dalam jumlah yang cukup besar pada tante kami,baru bisa dilunaskan bertahun tahun kemudian.

Lebih baik,meniti jalan aman,ketimbang grasa grusu dan mengakibatkan hidup menjadi morat marit.Menjalani hidup dalam kemiskinan ,sungguh teramat menyakitkan lahir batin. 

Karena itu sebelum terlanjur,semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi orang banyak.Kerja keras yang tidak cermat ,hanya akan menjadikan kita kuli seumur hidup

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun