Menunda Hanya Akan Menyisakan Penyesalan Mendalam
Tidak ada yang menduga bahwa pria setegap Thamrin Sonata dalam usia yang masih produktif akan pergi secepat itu, tanpa pamit. Secara teori ilmu kesehatan, hal ini tidak masuk akal. "Seharusnya" orang mengalami gangguan kesehatan yang berlarut-larut mengucapkan, "good bye my world".
Tetapi berbagai pengalaman empirik membuktikan bahwa orang yang sehat dan tegap bisa saja karena sebab-sebab lain, pergi meninggalkan keluarga tercinta dan sahabat-sahabat, tanpa sempat pamitan.
Salah satu contoh yang membuat hati kita berduka secara mendalam adalah Thamrin Sonata. Kalau kita sebagai sahabat sudah sangat berduka, apalagi bagi istri dan anak-anaknya.
Hidup adalah Kesempatan
Kita seringkali begitu sibuk untuk urusan yang sesungguhnya tidak penting. Namun mengabaikan hal yang justru terpenting dalam hidup ini, yakni menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sahabat-sahabat.
Tapi sayang, banyak orang yang hanya membalas sapaan di WA saja tidak sempat, karena terlalu sibuk dengan diri sendiri. Baru sadar, bila sudah kehilangan .
Banyak WAG antarkeluarga yang tujuan awalnya adalah untuk saling menyapa dan saling berbagi info tentang keluarga masing-masing, ternyata hanya diisi dengan segala macam "sampah politik".
Tidak jarang foto-foto yang tidak patut diobral dalam WAG keluarga, entah karena tidak mampu kontrol diri atau mungkin dianggap sudah jadi tren generasi zaman now, ditebarkan dalam berbagai pose.Bahkan ada yang saking sibuknya, membalas ucapan "Selamat pagi" saja tidak sempat, karena "tidak punya waktu". Kemudian, ketika ada berita duka yang ditayangkan di WAG, baru ramai yang mengucapkan "Ikut berduka cita".
Sayangnya  orang yang sudah berada di alam lain, tidak dapat lagi mendengar dan merasakan betapa besar perhatian sahabatnya.
Menunda Adalah Mengabaikan Kesempatan
Kesalahan ini pernah saya lakukan ketika kesempatan pulang kampung, kami dapat kabar bahwa sahabat baik kami Pak I Wayan Pranata, dirawat di rumah sakit.
Tapi saking sibuknya mengurus surat-surat perizinan organisasi, saya berpikir, "Saya siapkan urusan saya di Jakarta dan bila sudah selesai dalam 3 -4 hari, baru kami ke Yogya untuk membesuk pak I Wayan Pranata."