Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurangi Kecelakaan Lalu Lintas, Dimulai dari Diri Sendiri

4 September 2019   05:06 Diperbarui: 4 September 2019   05:26 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebanyak 85 Persen Kecelakaan Lalin Disebabkan Kesalahan Manusia

Kasat lantas Polres Purwakarta AKP Ricki Adipratama mengatakan, ada 21 kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019), sebagaimana diberitakan Kompas.com

"Jadi laka beruntun pukul 13.00 WIB sementara jumlah kendaraan ada sekitar 21 kendaraan," kata Ricki. 

Masih dari Kompas.com, rupanya sebanyak 85 persen kecelakaan di jalan raya terjadi karena kesalahan manusia atau human error.

Upaya Meminimalkan Kecelakaan Lalin

Kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan telah menewaskan sedikitnya 9 orang, sementara masih ada beberapa orang yang masih dirawat di Rumah Sakit ,seperti dilansir oleh Kompas com ,tentu bisa terjadi di mana saja . Akan tetapi bilamana ada jalan untuk meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan mengapa kita tidak melakukannya?

Bila tidak mungkin meniadakan kecelakaan akibat human error minimal kita bisa meminimalkan. Yakni dengan mengemudikan sendiri bila mana bepergian bersama keluarga dalam jarak jauh. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi yang tidak memiliki SIM.

Alasannya ,antara lain:

  • Dalam kendaraan adalah anggota keluarga kita sendiri,
  • pasti kita akan jauh lebih berhati hati,
  • kita akan memeriksa kelayakan kendaraan 
  • apakah ban masih layak dipakai ?
  • memastikan rem bekerja dengan baik 
  • seluruh lampu berfungsi dengan baik
  • diri tidak dalam kondisi mengantuk
  • baik akibat minum alkohol atau efek obat yang diminum
  • Sewaktu mengemudi, seluruh perhatian tercurah pada keselamatan diri dan keluarga

Berbeda Dengan Sopir

Tulisan ini tentu bukan dalam konteks meremehkan orang yang pekerjaan sebagai Sopir. Mungkin saja juga berhati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun