Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bila Ingin Dihargai, Maka Mulailah dengan Menghargai Orang Lain

20 Agustus 2019   07:31 Diperbarui: 19 April 2021   08:52 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pepatah soal menghargai. | ilustrasi: pinterest

Hukum Tabur Tuai Bersifat Lintas Sektor

Dalam kehidupan keseharian, kita menyaksikan betapa hukum tabur dan tuai terus berlangsung dari waktu ke waktu. Bila kita tidak pernah menyapa tetangga, maka jangan harap tetangga akan menyapa kita. Bila kita tidak pernah berkunjung ke tetangga, maka dapat dipastikan tetangga juga tidak akan mengunjungi rumah kita. 

Setiap pagi, ketika kami keluar rumah,selalu mendapatkan sapaan dari para tetangga, termasuk Tukang Batu yang lagi bekerja membangun rumah di samping kediaman kami. 

Walaupun sapaan mereka dari hari kehari sama yakni "Good morning. How are you today ?" tapi kami senang, karena merasa dihargai. 

Coba bayangkan seandainya ketika kita keluar rumah,tetangga kiri kanan, pura pura tidak melihat kita dan sama sekali tidak ada yang menyapa kita? Kita mungkin tidak termasuk orang yang "gila hormat",tapi sebagai orang waras,setiap orang senang bila dihargai. 

Passwordnya,sangat sederhana:"Bila ingin dihargai,maka hargailah orang lain" Dalam kalimat lain "jangan lakukan hal hal yang kita tidak suka kepada orang lain".

Mulailah dengan menghargai orang lain, maka orang akan menghargai diri kita. Jangan lupa,hukum tabur dan tuai bersifat universal dan lintas sektor.

Baca Juga: Menjadi Lebih Manusiawi dengan Saling Menghargai

Berlaku Juga di Dunia Maya

Kondisi semacam ini, bukan hanya dapat disaksikan atau dirasakan dalam kehidupan sehari hari, tapi juga dalam pergaulan kita di dunia maya. 

Mungkin kita merasa diri paling hebat dan paling piawai dalam  hal tulis menulis, sehingga merasa tidak perlu lagi berkunjung ke tulisan orang lain, maka akibatnya secara langsung dapat dibuktikan,yakni tulisan kita akan sepi dari kunjungan, walaupun hanya sebatas klik "menarik"

Untuk membuktikan, tidak perlu teori panjang lebar dan juga tidak usah bersusah payah berselancar di google. Cukup membaca salah satu tulisan yang mungkin banyak pembacanya,tapi sepi dari kunjungan.

Mengapa? Karena saling menghargai, bukan hanya berlaku dalam berinteraksi dalam lingkungan di dunia nyata, tapi juga berlaku dalam berinteraksi di dunia maya.

Apa Yang Diharapkan Dalam Dunia Tulis Menulis ?

Ada banyak alasan dan setiap orang tentu punya hak untuk menentukan alasan mengapa ikut terjun dalam dunia tulis menulis. Boleh jadi untuk mencegah kepikunan, mengisi waktu dan tentu tak terlepas dari menjalin hubungan persahabatan dengan sesama 

Penulis dan pembaca. Bila kita menulis hanya untuk mempertontonkan kepiawaian dalam hal tulis menulis,tanpa merasa perlu menghargai orang lain, maka akibatnya, tulisan kita mungkin saja masuk ke Headline, tapi akan sepi dari kunjungan.Tulisan ini hanya merupakan pendapat pribadi dan bukan hasil dari kajian seorang ilmuan

Renungan di pagi hari

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun