Kini Harus Mampu Hidup MandiriÂ
Bila waktu dapat diputar ulang kembali, maka sewaktu kami masih kecil, posisi Opa dan Oma atau Kakek dan Nenek pernah mengalami masa masa keemasan, yakni segala sesuatu dipersiapkan oleh anak, mantu dan cucu cucu.Â
Opa dan Oma bangun jam 9.00 atau jam 10.00 pagi di meja sudah tersedia masing masing secangkir kopi hangat, ditemani pisang rebus atau ubi rebus tergantung kondisi keuangan keluarga. Usai sarapan pagi, Opa dan Oma masih duduk di kursi goyang sambil terkantuk kantuk.Â
Anak atau mantu menyediakan air hangat untuk mandi bahkan tidak jarang, handuk pun disediakan. Dan Opa serta Oma dengan santai tinggal melenggang masuk ke kamar mandi di mana sudah tersedia semua kebutuhan mandi. Usai mandi, maka dengan santai bak raja dan ratu, Opa dan Oma kembali duduk di kursi goyang, enak banget ya?
Zaman Sudah Berubah
Di era milleneal, Opa dan Oma harus bisa hidup mandiri. Bukan karena anak mantu tidak menyayangi, tapi karena anak, mantu kerja dan cucu cucu harus ke sekolah. Kalau di Indonesia, mungkin masih enak ya karena bisa gaji Pembantu Rumah Tangga yang bisa membantu.
Tapi di Australia, selama lebih dari sepuluh tahun tinggal di sini, belum pernah tahu bahwa ada keluarga yang punya pembantu. Hidup mandiri bukan hanya sekedar bisa mengurus diri sendiri, yakni mandi, berpakaian dan makan, tapi meliputi seluruh aspek kehidupan.
Ritual Yang Kami Jalani Setiap Hari
Bangun pagi jam 5.00 terus berdoa sesaat, lalu senam ringan dan selanjutnya istri sibuk di dapur mempersiapkan kopi dan sarapan, sementara Saya bersih bersih kebun dan halaman rumah.Â
Sayang, Mandi dan Sarapan Sudah Siap
Kalau sudah ada kode panggilan "Sayang, yuk mandi, sarapan sudah siap", maka  saya  buru buru bereskan perkakas dan langsung mandi. Kemudian sambil saling berpandangan, kami menikmati sarapan pagi, berupa mie goreng dan secangkir cappuccino yang dipersiapkan oleh istri tercinta.
Rasanya bagaikan hidup di taman Firdaus, walaupun sesungguhnya saya belum pernah ke sana. Lalu mulai membaca dan menulis, serta menjawab pesan pesan, baik dari WA, maupun dari SMS serta di Facebook.
Usai urusan baca tulis, saya mengemudikan kendaraan, didampingi wanita yang paling saya cintai dalam hidup ini yang di masa dulu, mana boleh Opa nyetir? Tujuan ke Pasar untuk berbelanja kebutuhan dapur dan lain lainnya. Â
Usai berbelanja, kami tidak langsung pulang, tapi singgah dulu kesana kemari untuk berbagai kegiatan sosial, seperti bertemu dengan teman teman ataupun ikut berbagai kegiatan di Club Senior terkadang memenuhi undangan makan oleh teman teman dari Indonesia. Atau ikut berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas indonesia.
Tahun lalu kami travelling ke Italia berdua dan tidak ikut tur karena di sana sudah ada adik kami yang menjemput. Pokoknya semua kami kerjakan berdua. Kami berdua sungguh menikmati hari hari kami dan tak lupa bersyukur kepada Tuhan karena kami dikaruniai kesehatan lahir dan batin dan disayangi oleh anak mantu dan cucu cucu.
Bila Malam Tiba
Sore atau senja hari, kami berdua sudah kembali ke rumah yang disediakan oleh putra kami. Istri saya kembali sibuk di dapur mempersiapkan santap malam untuk kami berdua. Sementara istri sibuk memasak, saya kembali membersihkan halaman, membuang sampah dan lainnya, kemudian mandi dan makan malam.
Usai santap malam, kami duduk berdampingan, saya menekuni laptop dan istri saya sibuk dengan TV hingga jam 11.00 malam. Kemudian kami beranjak masuk ke kamar. Berdoa malam dan melanjutkan ngobrol sana sini sambil berbaring. Apa saja yang dibicarakan? Ya rahasia, masa iya ditulis disini? Hehehe. Jam 12.00 malam lampu dipadamkan.
Kami mengikuti falsafah bahwa hidup ini bersifat dinamika, yakni bergerak dan berubah ubah dari waktu ke waktu dan dari satu sudut ke sudut kehidupan lainnya.
Barangsiapa yang tidak ikut bergerak, maka ia akan dilanda oleh arus zaman dan terhanyut. Dan kami berdua tidak ingin dilanda zaman apalagi dihanyutkan ,karena itu kami hidup dengan mengikuti gerak zaman, yakni menjadi Opa Oma millenneal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H