Hidup dalam kemiskinan,memang sangat tidak enak. Begitu terbangun,pikiran langsung tumpah ruah dengan berbagai pertanyaan.. antara lain: Apa lagi yang bisa dijual, agar dapat membeli obat untuk anak yang sedang tergeletak sakit? Mau kasih makan apa anak istri hari ini? Bagaimana agar bisa mendapatkan uang, agar saluran PLN yang sudah dua bulan diputus,karena menunggak, dapat dilunaskan lagi? Suasana hati menjadi sangat galau. Disaat seperti ini, terasa benar, betapa susahnya,hanya untuk bisa bertahan hidup.Â
Karena sudah mengalami hidup semacam ini,selama tujuh tahun atau 7 x 365 hari, menjadi miskin sungguh merupakan trauma yang teramat menakutkan bagi diri saya pribadi. Saking cemasnya, hal tersebut akan terulang lagi, maka pada awal "kebangkitan" dari keterpurukan, seringkali saya bermimpi, seakan masih tinggal di pasar yang kumuh dan gelap,serta dimana mana kecoa dan tikus dengan santai berlalu lalang di atas meja dan ditempat tidur.Â
Ketika terbangun, tubuh saya basah oleh keringat dingin dan nafas yang memburu dan jantung saya berdebar dengan sangat kuat Sadar bahwa semuanya hanya mimpi, maka saya bangun dan bersujud syukur di tengah malam, sebagai ungkapan rasa syukur, bahwa kami sudah terlepas dari hidup yang terasa bagaikan bernafas di dalam lumpur
Mengalami Gangguan Jantung (Aritmia)
Saking seringnya, kecemasan yang tidak menentu,bahkan tidak jarang,rasanya baru saja mulai tidur,tiba tiba diri saya seakan masuk ke jurang yang amat dalam. Dan saya berteriak sekeras kerasnya. Terbangun dengan pakaian basah oleh keringat dingin dan jantung terasa berdebar tidak karuan yang disertai nafas memburu. Tentu saja hal ini membuat istri saya ikut menderita, karena cemas menyaksikan kondisi saya.Â
Saya merasa sangat aneh. seharusnya kami sudah dapat melalui masa masa sulit dengan selamat dan kini sudah tinggal di rumah permanen di komplek perumahan elit di Wisma Indah I.seharusnya saya bersyukur dan tidak lagi mengingat ingat masa lalu.Â
Tapi heran, saya tidak dapat melepaskan diri dari mimpi mimpi buruk tersebut, yang teramat menyiksa .Saya dibawa istri ke dokter dan hasil pemeriksaan dokter berdasarkan hasil rontgen saya mengalami Aritmia. Tentu saya tidak mengerti ,istilah kedokteran,tapi yang jelas saya sangat menderita dan istri saya ikut menderita
Awal Belajar Meditasi
Disamping berobat secara medis,teman teman menganjurkan saya agar melakukan meditasi,guna  mendapatkan ketenangan jiwa. Sejujurnya,pada awalnya, saya sama sekali tidak tertarik belajar meditasi.
Tapi karena ingin sembuh,maka saya mencoba belajar bagaimana melakukan meditasi dengan baik dan benar dan didukung sepenuhnya oleh istri saya. Setelah mempraktikkannya selama beberapa hari secara rutin,entah kapan persisnya, gangguan mimpi buruk itu hilang.