Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Pengajar yang Baik

21 Juli 2019   23:02 Diperbarui: 21 Juli 2019   23:11 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak Cukup Andalkan Kemampuan Berbicara

Secara Formal.sesungguhnya saya hanya beberapa tahun menjadi tenaga pengajar. Bagi para guru,mengajar murid murid,tidak menjadi masalah,apalagi bagi yang sudah bertahun tahun berpengalaman menjadi guru. 

Selain dari bahan pelajaran yang dikuasai guru secara baik,juga didukung oleh rasa hormat murid murid terhadap guru yang berdiri di depan kelas.Kalaupun ada sesuatu yang kurang dipahami,maka mereka akan bertanya ,seputar pelajaran yang diberikan.

Berbeda Dengan Mengajar Orang Orang Yang Tidak Dikenal

Walaupun namanya sama  sama mengajar,akan tetapi ketika berdiri di depan kelas,di hadapan orang orang dewasa yang berasal dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat,sungguh merupakan hal yang berbeda total. 

Apalagi di antara para peserta,ada yang titelnya berjejer,jauh melebihi diri kita yang berdiri mengajar.Bahkan ada beberapa pejabat yang juga ikut sebagai peserta. Saat saat seperti ini,maka kita dituntut memiliki sikap mental baja ,yang tidak boleh keder menghadapi semuanya ini.

Penting Persiapan Diri 

  • Menguasai "product knowledge " secara mantap
  • sikap mental yang tidak mudah goyah
  • tidak mudah terpancing emosi
  • menguasai psikologi publik
  • memiliki pengetahuan luas tentang materi yang akan diajarkan

Perlu memahami,bahwa begitu kita tampil,maka seluruh pandangan akan tertuju pada diri kita.Dari mulai sepatu yang kita pakai dan cara berpakaian kita,serta cara kita melangkah,semuanya dinilai oleh para hadirin. 

Bila berbicara di depan microphone ,jangan sekali kali mengetuk ngetuk ,apalagi meniup niup di depan microphone. Sapulah seluruh ruangan dengan pandangan mata dan mulailah mengawali bicara dengan mengucapkan salam secara jelas.Misalnya :"Selamat pagi bapak  ibu yang saya hormati" Dan selanjutnya sampaikanlah makalah dengan jelas. Jangan lupa ,memberikan jedah waktu,agar para peserta mendapat kesempatan untuk bertanya hal hal yang mungkin tidak jelas. 

Bilamana dalam sepuluh duapuluh detik pertama,kita gagal meraih respect  dari para peserta,maka secara serta merta antusias para peserta untuk mengikuti pelatihan ataupun pelajaran yang akan diberikan,sudah menurun. Ketika ada yang bertanya,berikanlah perhatian sepenuhnya.jangan biarkan ia berbicara,sementara mata kita menengok ke arah lain. Karena,kalau sebagai Pembicara atau Pengajar,kita tidak tahu bagaimana cara menghargai orang,maka para peserta juga tidak akan menghargai diri kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun