Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minggu dan Libur, Pekerjaan Membangun Dilarang!

13 Juli 2019   16:33 Diperbarui: 13 Juli 2019   16:41 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi  Menghargai Privacy Warga

Dari gambar yang terposting diatas ,sudah jelas dapat disimak,bahwa untuk pekerjaan membangun,hanya diizinkan mulai jam 7.00 pagi hingga jam 7,00 malam ,pada hari Senin hingga hari Sabtu. Sedangkan pada hari Minggu dan hari libur lainnya,tidak diperbolehkan untuk melanjutkan pekerjaan membangun.Hal ini adalah untuk menjaga agar warga di sekitar tidak terganggu menikmati hari libur bersama keluarga..Tapi hal ini berlaku di Australia. Kebetulan pembangunan rumah berada persis di samping kiri dan kanan,dimana kami bertempat tinggal di Burns Beach,Australia Barat.

Disini kehidupan privacy setiap orang menjadi prioritas utama .Kalau ada tetangga yang melakukan kegiatan yang dirasa mengganggu ,cukup telepon ke Dinas Sosial dan selanjutnya petugas yang akan menghubungi pemilik rumah yang bersangkutan.Jadi antara kita dengan tetangga tidak perlu saling cekcok.

Contohnya,ketika di rumah putri kami memelihara ayam dan ayam tersebut berkokok hampir sepanjang hari,maka salah satu tetangga menelpon Dinas Sosial dan putri kami mendapatkan teguran tertulis.Yang isinya,bahwa di perumahan tidak diizinkan memelihara ayam dan kalau ayam masih juga berkokok,maka setiap kali berkokok,akan di denda 300 dolar atau setara 3 juta rupiah. Maka jalan terbaik bagi putri kami adalah memberikan ayam tersebut kepada temannya yang tinggal di luar kota atau menjadikan ayam goreng

bangunan di samping kediaman kami/dokpri
bangunan di samping kediaman kami/dokpri

Ingin Tahu Berapa Gaji Pekerja Bangunan?

Hal ini sesungguhnya sudah keluar dari judul tulisan,tapi tidak ada salahnya ,sedikit mengetahui tentang upah buruh bangunan di Australia.Untuk jelasnya, saya kutip sebagian aturan yang berlaku,sebagai berikut:

The average Builder salary in Australia is $100,000 per year or $51.28 per hour. Entry level positions start at $50,000 per year while most experienced workers make up to $170,000 per year. sumber: https://au.neuvoo.com/salary

Gaji rata rata tukang bangunan adalah sekitar 50 dollar atau setara 500 ribu rupiah,per jam,tergantung ke akhilan masing masing.Sehingga penghasilan selama satu bulan berkisar sekitar 6-7 ribu dollar. Karena itu,di Australia,Profesi Tukang Bangunan atau Tukang Las,tidak dianggap pekerjaan rendahan , Malahan rumah Tukang Batu bisa jauh lebih bagus,ketimbang rumah seorang Insinyur .

Dokpri
Dokpri

Keselamatan Para Pekerja Jadi Prioritas Utama

Tidak seorangpun pekerja yang diizinkan masuk ke lokasi dimana sedang berlangsung pekerjaan membangun,bila tidak mengenakan helm standard dan sepatu bot, untuk menjaga keselamatan mereka. Rata rata mereka datang ke lokasi pekerjaan dengan mengemudikan kendaraan pribadi.Menyaksikan betapa keselamatan para Pekerja menjadi prioritas utama dan juga cara menghargai privacy warga,mengingatkan kita akan buruh bangunan di negeri kita. 

Sebelum mulai dengan pekerjaan membangun,maka yang pertama dilakukan adalah mendirikan  "Toilet Portable"  di halaman rumah yang akan di bangun.Sehingga kebutuhan ke toilet para pekerja bisa disalurkan ke Toilet Portable. Jadi pekerja bangunan tidak diperbolehkan menggunakan toilet rumah yang dibangun. Apalagi sampai melakukannya ,sambil sembunyi di balik pohon  atau di pinggir kali. Hingga saat ini belum terdapat kabar ,ada yang nekat melakukannya.Karena bisa didenda 1000 dolar dan diberhentikan dari pekerjaan

Sama Sama Tukang Tapi Beda Nasib 

Bila membandingkan dengan nasib para tukang bangunan di Indonesia,maka dapat dikatakan bahwa ,walaupun sama sama Tukang Bangunan,tapi nasib mereka sangat jauh berbeda. Rasanya belum pernah menengok ada Tukang Bangunan di Indonesia yang datang dengan kendaran pribadi,kecuali Mandornya. Apalagi bila membandingkan rumah tinggal mereka. berbeda bagaikan langit dan bumi. Disini rumah Tukang Bangunan lengkap dengan perabot rumah tangga dan di garasi berjejer mobil pribadi milik Tukang Bangunan dan kendaraan yang digunakan istrinya dan anak mereka.

Profesi boleh sama ,tapi garis telapak tangan membedakan nasib mereka 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun